Berita Apa Peran Daud Beureueh yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional?

by
Berita Apa Peran Daud Beureueh yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional?

Jakarta, Pahami.id

Menteri Koordinator Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Koreksi Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan peran Muhammad Daud Beureueh yang dinominasikan sebagai dinominasikan Pahlawan desa.

Yusril mendukung proposal dari orang -orang Aceh. Menurut Yusril, dedaunan berperan dalam melawan Belanda dan Jepang di Indonesia.

“Demikian pula, peran utamanya dalam mendukung kemerdekaan Indonesia dan menekankan Aceh sebagai bagian dari Republik Indonesia. Tidak semua tokoh di Aceh senang dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,” kata Yusril dalam Banda Aceh, Di antaraJumat (11/7).


Yusril menjelaskan bahwa pada waktu itu, beberapa orang ingin Aceh menjadi negara mereka sendiri, sementara beberapa orang benar -benar ingin tetap di bawah pendudukan Belanda.

Namun, katanya, David Beureueh berjuang untuk membela Deklarasi Kemerdekaan Indonesia, baik secara politis, militer dan diplomatik.

Dia mengatakan keinginan David Beureueh bahwa Aceh menjadi wilayahnya sendiri dengan hak istimewa disetujui oleh Bung Karno selama kunjungan ke Aceh pada awal 1946.

Dengan demikian, selama revolusi, kata Yusril David Beureueh diangkat menjadi Gubernur Aceh, Langkat, dan Karo mendarat dengan pangkat utama Titul Tni.

Selanjutnya, provinsi Aceh dibentuk melalui keputusan Wakil Perdana Menteri Republik Indonesia untuk Sumatra untuk mendominasi Kutaraja dengan peraturan darurat Perdana Menteri yang ditandatangani oleh Sjafruddin Prawiran dan David Beureuh secara otomatis dikonfirmasi sebagai gubernur.

Namun, pada tahun 1950, peraturan darurat tidak disetujui oleh Komite Nasional Indonesia (KNIP) dan Menteri Urusan pada saat itu, Susanto Tirtoprodjo.

Aturan harus dibatalkan dan Aceh diintegrasikan ke dalam bagian dari wilayah Sumatra Utara.

“Sayangnya, pembatalan keputusan darurat Wakil Perdana Menteri Sjafruddin harus dilakukan oleh Perdana Menteri Indonesia yang baru Mohammad Natsir.

Menurut Yusril, pada saat itu Natsir menghadapi dilema yang luar biasa untuk melaksanakan keputusan Knip sampai dia memutuskan untuk meninggalkan Aceh untuk bertemu dengan David Beureueh.

Ketika Natsir mendarat di Aceh, David Beureueh adalah pedesaan.