Medan, Pahami.id –
Banyaknya korban jiwa akibat tanah longsor tanah longsor dan banjir di Kabupaten tersebut Tapanuli Utara (Taput), Sumut terus berkembang.
Berdasarkan laporan terkini Polres Tapanuli Utara, hingga Kamis (27/11) tercatat sembilan warga meninggal dunia, sedangkan 31 lainnya masih dalam pencarian.
Kapolres Tapanuli Utara AKBP Ernis Sitinjak menjelaskan, total 54 bencana telah terjadi di Tapanuli Utara sejak Senin (24/11), terdiri dari 40 bencana tanah longsor, 12 banjir, dan 2 pohon tumbang.
Tingginya curah hujan membuat beberapa wilayah, terutama Kecamatan Adiankoting dan Parmonangan menjadi fokus pencarian karena paling parah terkena dampaknya.
Situasi di lapangan cukup menantang, namun seluruh tim bekerja solid bersama BASARNA, TNI, BPBD, pemerintah daerah, dan relawan. Fokus kami adalah keselamatan masyarakat, kata AKBP Ernis.
Selain korban tewas dan hilang, 134 warga terpaksa mengungsi ke lokasi aman setelah rumahnya tertimbun longsor atau terendam banjir. Upaya pembukaan akses jalan yang tertutup longsor juga terus dikebut agar mobilisasi personel dan logistik bisa lebih cepat terjadi.
Tim gabungan masih mempercepat pencarian di beberapa titik prioritas, terutama di Kecamatan Adiankoting dan Parmonangan yang paling parah terkena dampaknya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut Kombespol Ferry Walintukan memastikan langkah percepatan akan terus dilakukan. Personel tambahan mulai dikerahkan ke daerah rawan, termasuk untuk membantu pencarian korban yang belum ditemukan.
“Polda Sumut memberikan perhatian serius dalam penanganan bencana ini.
(fnr/tidak)

