Berita 8 Polisi Ditahan Propam Imbas Warga Sulut Tewas Ditembak

by


Makassar, Pahami.id

Bidang Profesional dan Keselamatan (Propam) Polisi Distrik Sulawesi Utara Memeriksa delapan anggota yang diduga terlibat dalam insiden penembakan yang menewaskan seorang penduduk Kementerian Tenggara.

Polisi yang diperiksa oleh Propam Polisi Distrik Sulawesi Utara adalah Bripka MLL, Bripka WKD, Bripka FM, Bripka HL, Bripka MN, Bripka AL, Aipda HT, dan Bripka HS.

“Propam Polisi Distrik Sulawesi Utara telah melakukan penyelidikan oleh 8 anggota, seperti yang dikatakan di daerah pertambangan,” kata Kepala Kepolisian Polisi Sulawesi Utara, Brigadir Jenderal Bahagia Dachi dalam pernyataan resminya pada Selasa (11/3)


Para kepala jenderal mengatakan bahwa delapan anggota ditempatkan sementara di tempat khusus (Patsus) untuk memfasilitasi proses inspeksi oleh penyelidik propam.

“Setelah pemeriksaan, delapan anggota akan dilakukan oleh Patsus di markas polisi Sulawesi Utara,” kata Happy.

Sementara itu, katanya, pasukan laboratorium Forensik Polisi Sulawesi Utara masih melakukan tes ballistit pada bukti dalam bentuk senjata api dan amunisi yang diduga digunakan untuk menembak mati, pada hari Senin (10/3) sekitar pukul 02.30 Wita.

“Kami juga terus berkoordinasi dengan Dokter Forensik RSUD Dr., RD ​​Kandou yang terkait dengan otopti,” jelas dengan bahagia.

Sangat mudah untuk memastikan bahwa setelah insiden penembakan yang menewaskan seorang penduduk yang diduga dilakukan oleh seorang perwira polisi, situasi di Kementerian Tenggara berada di negara bagian yang kondusif.

“Saat ini, situasi di yurisdiksi kantor polisi Tenggara setelah insiden itu, dalam situasi yang kondusif dan terkendali,” katanya.

Kronologis

Sebelumnya, seorang penduduk Kabupaten (Mitra) ditembak mati oleh polisi regional Sulawesi Utara ketika beberapa penduduk ingin mencuri produk pertambangan di area tambang emas yang tidak sah.

Insiden itu terjadi pada hari Senin (10/3) sekitar pukul 02.00 Wita, dimulai dengan sekelompok orang yang tidak dikenal yang membawa berbagai senjata tajam dan senapan udara yang datang ke lokasi tambang di distrik Ratatotok, Tenggara.

“Kedatangan mereka diduga pencurian dan dipaksa untuk membuat keputusan penambangan, dan itu telah diulangi, sebagaimana dibuktikan oleh keberadaan laporan polisi (LP) yang memasuki kantor polisi Mitra,” kata dengan senang hati.

Ketika mereka datang ke tempat kejadian, ada delapan petugas polisi regional Sulawesi Utara yang berada di lokasi. Beberapa detik kemudian petugas menembak peringatan, tetapi mereka tidak melakukannya.

“Dalam kejadian ini, tiga warga adalah korban, satu yang meninggal, satu diduga memukul, dan yang terluka,” katanya.

Kemudian publik melakukan penghancuran dan luka bakar aset di lokasi, termasuk beberapa kendaraan yang dijarah dan karbon yang memiliki emas.

“Setelah insiden itu, sebuah direktorat investigasi kriminal dan penyelidikan kejahatan polisi distrik Sulawesi Utara segera melakukan adegan kriminal dan melakukan otopsi,” katanya.

Sementara itu, Bahah mengatakan sektor propam polisi distrik utara melakukan inspeksi terhadap 8 polisi distrik Sulawesi Utara yang dicurigai di tempat kejadian di area pertambangan Alason Ratatotok.

(anak -anak/mir)