Berita 5 Negara Kuat Ini Belum Mau Akui Negara Palestina

by
Berita 5 Negara Kuat Ini Belum Mau Akui Negara Palestina

Daftar Isi



Jakarta, Pahami.id

Gelombang dukungan untuk pengakuan nasional Palestina terus menguat menjelang Sesi Umum PBB (Grb) dijadwalkan berlangsung pada bulan September.

Baru -baru ini, Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan rencana negaranya untuk secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara.


Langkah itu diikuti dalam jejak Prancis dan Inggris (Inggris), yang sebelumnya menyatakan niat yang sama.

Mereka bertiga menandatangani deklarasi bersama dengan 14 negara lain di Eropa, mencari pengakuan kemerdekaan Palestina dalam konflik panjang dengan Israel.

Terlepas dari dukungan untuk pengakuan Palestina, beberapa negara besar di dunia belum mengambil langkah yang sama.

Berikut ini adalah daftar negara -negara besar yang belum mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

1. ⁠ ⁠ USA

Sebagai sekutu utama Israel, Amerika Serikat secara konsisten menolak pengakuan orang Palestina.

Washington menyatakan bahwa status Palestina harus ditentukan melalui negosiasi langsung antara Palestina dan Israel.

2. ⁠Jerman

Jerman, meskipun mendukung solusi kedua negara, tidak secara resmi mengakui Palestina.

Berlin menekankan pentingnya proses diplomatik dan negosiasi sebagai cara untuk pengakuan.

3. ⁠ Jepang

Tokyo tetap berhati -hati dan memilih untuk mendukung upaya damai melalui dialog antara kedua pihak.

Jepang tidak menunjukkan petunjuk untuk mengenali Palestina secara sepihak.

4. ⁠Australia

Australia tidak mengakui Palestina, meskipun beberapa partai politik domestik mendorong pengakuan ini.

Pemerintah federal masih mempertahankan posisi netral sambil mendukung solusi dua negara.

5. ⁠ Korea Selatan

Sebagai sekutu AS dan negara -negara dengan hubungan diplomatik yang dekat dengan Israel, Korea Selatan belum menerima pengakuan Palestina dan masih mengikuti pendekatan diplomatik multilateral.

Meskipun beberapa negara mulai bergerak menuju pengakuan Palestina, dunia sekarang menunggu apakah negara -negara besar yang menolak untuk mengambil sikap mereka akan mengubah kebijakan mereka dalam waktu dekat, terutama di tengah momentum Majelis Umum PBB.

(ZDM/BAC)