Pahami.id – Juara bertahan Manchester City akan menghadapi FC Copenhagen pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2023/2024. Berikut fakta menarik jelang Kopenhagen vs Manchester City di Parken Stadium, Rabu (14/2/2024) dini hari WIB.
Man City lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup G. Skuat asuhan Josep Guardiola lolos dengan raihan sempurna 18 poin usai mengalahkan RB Leipzig, Young Boys, dan Red Star Belgrade.
Sementara Kopenhagen melaju ke babak 16 besar setelah lolos dari grup sulit yang terdiri dari Bayern Munich, Galatasaray, dan rival sekota Man City, Manchester United.
Baca Juga: Prediksi RB Leipzig vs Real Madrid di Liga Champions: Pratinjau, Head to Head, Skor, dan Live Streaming
Kopenhagen hanya menang dua kali, salah satunya 4-3 saat menjamu Manchester United, namun itu sudah cukup untuk meloloskan Kevin Diks dan kawan-kawan sebagai runner-up grup di belakang Bayern Munich.
Berikut beberapa fakta menarik jelang Kopenhagen vs Manchester City di Liga Champions:
1. Pertemuan terakhir antara FC Copenhagen dan Manchester City berakhir imbang tanpa gol. Namun, The Lions tidak pernah menang melawan tim Premier League dalam empat pertandingan (D2 L2).
2. Manchester City belum pernah memenangkan pertandingan tandang melawan tim Denmark di undian utama kompetisi UEFA. Man City bermain imbang melawan FC Copenhagen di Parken, kemudian kalah dari Aalborg BK di Piala UEFA pada tahun 2009.
3. Denmark kalah dalam ketiga pertandingan kandang Piala Eropa/Liga Champions melawan juara bertahan Eropa dengan skor agregat 12-0.
4. Manchester City meraih delapan kemenangan beruntun di Liga Champions UEFA, rekor kemenangan terlama yang pernah diraih klub Inggris mana pun dalam sejarah Piala Eropa/Liga Champions UEFA. Klub terakhir yang mencatat rekor terpanjang di kompetisi ini adalah Bayern Munich (15) antara 2019 dan 2020.
5. Roony Bardghji mencetak gol kemenangan saat Kopenhagen mengalahkan Manchester United 4-3 di babak penyisihan grup. Dia bisa menjadi pemain kedua yang mencetak gol melawan dua klub Inggris berbeda di Liga Champions saat remaja, setelah Kylian Mbappe.