Jakarta, Pahami.id –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Memverifikasi fasilitas Mendayung Ini termasuk dalam objek pajak barang dan jasa tertentu untuk layanan seni dan hiburan.
Dia menjelaskan bahwa dorongan pajak atas fasilitas olahraga mirip dengan pengenaan pajak untuk fasilitas olahraga lainnya.
“Jujur saya katakan bahwa itu benar -benar diatur dalam pajak hiburan, orang -orang yang bermain tenis, bermain squash, bermain apa pun termasuk biliar, termasuk apa pun, itu diekspos.
Pramono mengatakan pengenaan pajak atas fasilitas olahraga juga digunakan di daerah lain, bukan hanya Jakarta. Menurutnya, alokasi pajak juga telah diatur dalam hukum.
“Bahwa Padel adalah bagian dari olahraga hiburan, bulu tangkis juga dipukuli, biliar juga dipukuli, tenis juga dipukuli, berenang juga terpukul, periode ini tidak terkena?
Pemerintah Daerah DKI Jakarta sebelumnya telah memasukkan Padel dalam kategori olahraga game yang merupakan objek pajak barang dan jasa tertentu (PBJT) untuk layanan seni dan hiburan. Fasilitas Padel yang ditulis dalam keputusan Bapenda yang ditandatangani pada 20 Mei 2025 adalah lapangan.
Kebijakan tersebut sebelumnya merujuk pada kepala Badan Pendapatan Regional (Bapenda) nomor 257 tahun 2025 tentang Amandemen Kedua untuk keputusan Bapenda nomor 854 pada tahun 2024.
“Itu benar, Padel Sports tunduk pada hiburan dan seni PBJT sebesar 10 persen,” kata ketua data Jakarta dan unit ekstensi pusat informasi Andri M Rijal.
Dia menyangkal 10 persen pungutan pajak karena olahraga adalah virus saat ini. Ketentuan ini diterbitkan karena beradaptasi dengan pengembangan olahraga atau hiburan di masyarakat yang merupakan objek pajak lokal.
Selain bidang Padel, ada 20 jenis fasilitas olahraga lainnya yang juga dikenakan pajak yang sama. 20 jenis fasilitas termasuk futsal, tenis, bulu tangkis, untuk kebugaran, seperti yoga dan pilates.
(FRA/YOA/FRA)
