Jakarta, Pahami.id –
Wakil Ketua Umum Partai GolkarAhmad Doli Kurnia mengungkapkan keprihatinannya atas wacana tersebut Kombinasi Permanen yang belakangan muncul kembali setelah ditolak oleh Ketua Umum Bahlil Lahadalia.
Doli menilai wacana afiliasi tetap perlu dikaji secara mendalam, apalagi setelah diusulkan untuk diatur dalam undang-undang. Sebab, model kombinasi tetap belum pernah terjadi di Indonesia.
“Jadi selama ini koalisi terbentuk secara alami, jadi menurut saya perlu hati-hati untuk kemudian masuk secara resmi,” kata Doli saat dihubungi, Kamis (11/12).
Wakil Ketua Badan Legislatif (Baleg) DPR ini menilai koalisi masih dapat menghambat keleluasaan partai politik dalam membangun pemahaman visi dan misi.
Selain itu, menurut Doli, mempermanenkan koalisi juga dapat menimbulkan kekakuan politik. Menurut dia, koalisi tersebut sebaiknya bersifat sementara karena dinamika politik terus berubah.
“Jadi ketakutannya kalau kita terkunci dalam koalisi permanen, tidak ada kebebasan merumuskan visi dan misi yang lebih luas, karena kepentingan politik bersama,” ujarnya.
Doli khawatir koalisi permanen akan membuat partai politik tidak lagi punya kemampuan mengembangkan gagasan secara terbuka. Padahal, menurutnya, partai politik seharusnya diberi kebebasan mengembangkan pemikiran dan gagasannya dalam membangun negara.
Oleh karena itu, menurut saya, biarlah parpol ini bebas, sebebas-bebasnya mengelaborasi konsep membangun negara dan bangsa, ”ujarnya.
(Kamis/Senin)
