Site icon Pahami

Berita Surat Suara Diduga Tercoblos, Warga Sampang dan Petugas PPS Ribut


Jakarta, Pahami.id

Sekelompok warga mendatangi TPS 21 di Kampung Gunung Kesan, Karang Pulau Pinang, PernisMadura, Jawa Timur keberatan dengan Panitia Pemungutan Suara (PPS) terkait dugaan banyaknya surat suara Pemilu 2024 Pilih.

Video kerusuhan yang memperlihatkan adu mulut antara warga dan PPS di Sampang kemudian viral. Dalam video tersebut, warga menduga kotak suara telah dibuka dan surat suara telah ditandai untuk calon presiden dan wakil presiden tertentu.

Dalam video tersebut juga terlihat seorang pria yang mengenakan pakaian khas Madura meneriaki petugas PPS. Pria itu pun bertanya kepada petugas PPS yang memerintahkannya melakukan hal tersebut. Terlihat panik, PPS lalu menyebut nama seseorang.


“Rekam videonya,” kata pria yang meneriaki petugas PPS itu.

Kepala Seksi Humas Polres Sampang Ipda Dedy Deli mengatakan, kejadian itu terjadi di salah satu rumah petugas KPPS di Desa Tlambah, Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang, Selasa (13/2) sore.

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Dia menjelaskan, keributan itu terjadi karena adanya perselisihan pendapat antara petugas KPPS dan warga terkait tidak diterimanya surat undangan pemungutan suara.

“Ada surat undangan yang belum disampaikan kepada sebagian warga,” kata Dedy.

Dedy pun membantah pemicu kejadian tersebut adalah surat suara yang dibuang begitu saja seperti narasi dan isu yang menyertai beredarnya video tersebut.

“Tidak benar. Kabar mengenai surat suara yang sudah tercoblos tidak benar. Karena surat suara tersebut masih tersegel dan berada di tempat yang aman,” ujarnya.

Ia menegaskan, suasana desa saat ini sudah kondusif, setelah mediasi berjalan lancar. Pencoblosan di TPS yang awalnya riuh pun sempat terjadi.

Proses pemungutan suara masih berlangsung dan mitra BKO Brimob masih melakukan pengamanan di lokasi, ujarnya.

Sementara itu, Ketua KPU Sampang Addy Imansyah mengklaim isu dan video pemungutan suara di Sampang adalah penipuan.

“Setelah dilakukan pendalaman dan penyelidikan, kami klarifikasi bahwa itu adalah narasi penipuan dan hanya kesalahpahaman,” kata Addy.

Faktanya, kata dia, pada Selasa (13/2), sekitar pukul 20.00 WIB, ada masyarakat yang mendatangi KPPS yang saat itu sedang menyiapkan TPS. Mereka menduga kertas suara sudah diberi tanda.

“Meskipun KPPS sudah menjelaskan kegiatannya mendirikan TPS, bukan melakukan pemungutan suara, namun penjelasan tersebut diabaikan,” ujarnya.

Masyarakat tersebut kemudian membawa perlengkapan pemungutan suara berupa empat bilik suara. Selain itu, mereka juga mendatangkan tiga orang KPPS.

“Untuk kotak suara demi keamanan, setelah diterima KPPS dari PPS pada Selasa (13/2) lalu disimpan di gudang penyimpanan PPS. Dan baru dipindahkan ke TPS pada Rabu pagi (14/2) sebelum pemungutan suara dimulai. ,” dia berkata.

Setelah dilakukan mediasi, akhirnya TPS dan KPPS dibebaskan. Beberapa detik setelah rilis. KPPS segera melanjutkan pendirian TPS tunda, menjamin keamanan dan keutuhan kotak suara serta mempersiapkan pelaksanaan pemungutan suara sesuai jadwal.

“KPU Sampang mengecam tindakan kekerasan verbal tersebut. Tindakan tersebut tidak hanya menghambat tahapan pemilu, namun juga meninggalkan trauma psikologis bagi para korbannya,” tutupnya.

Kapolri angkat bicara

Sementara itu, Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Sampang saat ini terkendali.

Ia juga mengatakan, aksi protes warga dengan mendatangi TPS tidak mengganggu proses pemungutan suara.

“Saya kira secara umum situasi keamanan dan keselamatan masih terkendali, meski sempat terjadi beberapa kali protes, namun hal ini tidak mengganggu proses pemungutan suara,” kata Listyo.

Listyo juga mengatakan, KPU sebagai penyelenggara pemilu sudah memiliki berbagai upaya yang diharapkan untuk mengatasi kerusakan surat suara.

Soal jenis surat suara yang rusak baru diketahui apa yang harus dilakukan, bagaimana mekanismenya, mulai dari memanfaatkan atau menggunakan surat suara pengganti, karena DPT menambah 2 persen tentu yang rusak tidak bisa digunakan. naik. hingga jika diputuskan menerapkan PSU karena “Ada temuan mekanismenya sudah ada di KPU,” ujarnya.

(frd/nrs/des)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version