Jakarta, Pahami.id –
Menyerang pesawat menghantam taman kanak-kanak dan rumah sakit di kota Kalogi Kordofan, Sudan Selatan, menewaskan puluhan warga sipil. Peristiwa ini terjadi Kamis lalu dan baru dikonfirmasi pejabat setempat kepada AFP pada Minggu (7/12).
Essam al-Din al-Sayed, kepala unit administratif Kalogi, mengatakan serangan itu terjadi dalam tiga gelombang.
“Pertama menimpa TK, lalu rumah sakit, dan ketiga saat warga berusaha menyelamatkan anak-anak,” ujarnya melalui koneksi Starlink.
Dia menyalahkan serangan itu pada Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan kelompok sekutunya, Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Kablus pimpinan Abdelaziz Al-Hilu.
Sejak April 2023, pertempuran antara tentara Sudan dan RSF telah berkecamuk, menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa hampir 12 juta penduduk mengungsi. Verifikasi laporan independen di wilayah Kordofan sulit dilakukan karena terbatasnya akses, komunikasi yang tidak stabil, dan kondisi keamanan yang memburuk.
UNICEF mengatakan lebih dari 10 anak berusia lima hingga tujuh tahun termasuk di antara korban tewas. Sementara Kementerian Luar Negeri yang berafiliasi militer mencatat total 79 orang tewas, termasuk 43 anak-anak.
“Membunuh anak-anak di sekolah merupakan pelanggaran berat terhadap hak-hak anak,” kata perwakilan UNICEF untuk Sudan, Sheldon Yett. Ia mendesak semua pihak menghentikan serangan dan membuka akses kemanusiaan.
Dalam beberapa pekan terakhir, RSF terus bergerak maju ke arah timur setelah merebut El-Fasher, benteng militer terakhir di Sudan Barat. Dorongan tersebut ditujukan pada wilayah Kordofan yang kaya minyak dan terbagi menjadi tiga negara bagian.
PBB mencatat lebih dari 40 ribu warga meninggalkan wilayah tersebut pada bulan lalu. Para analis mengatakan serangan RSF bertujuan untuk menghancurkan pertahanan terakhir tentara di Sudan tengah dan membuka jalan untuk merebut kembali kota-kota besar, termasuk ibu kota Khartoum.
(sels/sel)
