Jakarta, Pahami.id –
Politisi PDIP, Prasetyo EDI Marsudi Meningkatkan suara mereka pada diploma diploma di presiden ke -7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang kemudian menyeret sejumlah kader PDIP.
Pernyataan itu dibuat oleh PRAS, dan menanggapi pernyataan PDIP Cadrial, Bethor Suryadi, merujuk pada pendaftaran Jokowi menggunakan diploma palsu pada 2012 DKI Jakarta Pilgub.
“Sejauh yang saya ingat dan pengetahuan saya, tidak ada nama Bung Bethor Suryadi memasuki pemenang Jokowi-Ahok yang kemudian secara resmi diajukan oleh Perjuangan Demokrat Indonesia dan Partai Gerindra kepada Komisi Pemilihan Distrik DKI,” kata PRAS dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (6/27).
Prasetyo mengklaim telah mempertanyakan gerakan politik Beothor saat ini -muncul dan mengeluarkan serangkaian pernyataan seolah -olah mengetahui proses DKI Jakarta Pilgub.
Menurut Prasetyo, pada waktu itu tidak ada nama Boyhor dalam pemenang Jokowi-Ahok yang secara resmi diserahkan oleh PDIP dan Gerindra kepada Komisi Pemilihan Distrik DKI.
Prasetyo menjabat sebagai bendahara tim pemenang Jokowi-Ahok. Tim resmi pemenang Jokowi-Ahok terdiri dari kader PDIP dan partai Gerindra sebagai partai koalisi.
“Beberapa orang ditugaskan untuk menyelesaikan persyaratan administrasi dan mendaftarkan pasangan lelucon ke Komisi Pemilihan Jakarta, termasuk Marihot Napituupulu yang pada saat itu menjabat sebagai Sekretariat yang menang dari tim yang menang, M Syarif dari Gerindra, dan Isnaini dari Solo,” katanya.
Prasetyo mengatakan Beaathor menerima informasi yang salah tentang Jakarta Pilgub. Karena, serangkaian pernyataan yang dibuat oleh Beothor tidak didasarkan pada pengalaman, tetapi berdasarkan informasi dari orang lain yang tidak pasti.
“Jadi, apa dasar Bung Beaathor yang membuat beberapa pernyataan bahwa dia sendiri dari awal sampai akhir tidak pernah terlibat? Apa yang dikatakan sebenarnya ‘katanya’ dan ‘katanya’.
(FRA/THR/FRA)
