Jakarta, Pahami.id –
Malaysia Tidak diundang ke KTT Keamanan Gaza yang diadakan di Mesir, karena memberikan “dukungan bersyarat” terhadap usulan gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan hanya negara-negara yang mendukung penuh usulan Trump yang akan menghadiri KTT tersebut.
Malaysia tidak masuk karena kami menyatakan dukungan, meski ada beberapa keberatan, kata Anwar, seperti diberitakan Bintang.
“Hal ini tergantung pada resolusi komprehensif untuk memulangkan warga Palestina yang terpaksa diusir,” tambah Anwar.
Anwar mengatakan, protes yang dilontarkan Malaysia mencakup hak terkait negara Palestina dan penyelesaian kekerasan yang sedang berlangsung di Tepi Barat.
Anwar mengakui, ada pihak yang mempertanyakan dukungan Malaysia terhadap rencana tersebut.
PM Anwar menegaskan, prioritas utama dalam mendukung rencana tersebut adalah menghentikan kehancuran Gaza dan pembunuhan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Meski demikian, Anwar memastikan Malaysia siap membantu operasi keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jika diminta. Selain itu, Anwar juga akan menelepon pihak berwenang Mesir hari ini, untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dan medis masuk ke Gaza melalui Rafah.
“Kami akan lihat apakah kami bisa mengirimkan bantuan dan staf medis spesialis melalui Rafah, daripada membawa warga Palestina ke sini, lebih baik kami pergi ke sana untuk membantu,” ujarnya.
Pada Senin (13/10), Amerika Serikat dan beberapa pemimpin Arab dan Muslim menandatangani deklarasi KTT Keamanan Gaza di Mesir.
Dalam pidatonya, Trump menyebut hari ini sebagai “hari besar bagi Timur Tengah” karena menurutnya salah satu konflik paling rumit berhasil diselesaikan dan perdamaian tercapai.
“Ini adalah hari yang luar biasa bagi dunia, hari yang luar biasa bagi Timur Tengah,” kata Trump di hadapan puluhan pemimpin dunia, termasuk Presiden Prabowo Subianto, yang menghadiri kota Sharm El Sheikh Resort.
“Dokumen ini akan memuat aturan, ketentuan, dan banyak hal lainnya. Perjanjian ini akan tetap berlaku,” tambah Trump sebelum menandatangani deklarasi seperti disebutkan AFP.
Trump mengatakan bahwa mediator dengan mediator rencana 20 poin untuk Gaza akan menjadi “dasar penting” bagi terciptanya “perdamaian yang besar, mulia dan abadi.”
(DNA)
