Site icon Pahami

Berita Nelayan Bekasi Keluhkan Akses Masih Tertutup Pagar Laut


Jakarta, Pahami.id

Nelayan dari Desa Paljaya, Desa Segarajaya, Distrik Tarumajaya, Kabupaten UpacaraJawa Barat mengeluh tentang jalur akses untuk menemukan kehidupan mereka Seafound.

Batang bambu yang dimiliki oleh PT Space Port Nusantara (TRPN) dan PT mega Agung Nusantara (manusia) masih membentang di laut, tidak sepenuhnya diluncurkan untuk membatasi akses nelayan tradisional untuk menemukan ikan.

“Pembongkaran pada waktu itu hanya di tanah terdekat. Di antaraMinggu (4/13).


Pemantauan di tempat kejadian, pagar bambu yang tidak diturunkan tidak memberikan celah bagi kapal penangkap ikan kecil untuk melintasi Laut Tinggi. Akibatnya, nelayan setempat masih mengalami kesulitan ketika mereka ingin pergi ke laut.

Menurut Ramli, meskipun beberapa pagar telah dihancurkan, kebanyakan dari mereka masih berdiri. Ini membuat aktivitas laut tidak mengalir secara normal.

“Masih sulit, tidak dimaksimalkan untuk menemukan ikan, saya berharap gubernur campur tangan dalam meninjau situasi di lapangan.

Sementara itu, pengacara PT TRPN Deolipa Yumara mengklaim telah menghentikan proses menghancurkan pagar laut dengan alasan bahwa pagar bambu adalah bukti penyelidikan yang dilakukan oleh polisi investigasi kriminal.

“Jika semuanya terungkap, itu dapat menghilangkan bukti, jadi kami menunggu proses hukum selesai,” katanya.

Dia juga memastikan bahwa pembongkaran seluruh pagar bambu akan berlanjut setelah semua tingkat investigasi selesai. “Lalu, ketika proses hukum selesai, kami akan membongkar sekaligus,” katanya.

Pada 11 Februari, PT TRPN memiliki kesempatan untuk menghancurkan daerah awal dekat area reklamasi daratan yang disaksikan oleh Direktur Jenderal PSDKP Pung Nugroho Sakssono dan kepala Jawa Barat DKP Hermansyah.

Namun sejak itu, belum ada pembongkaran yang signifikan. Meskipun nelayan terus bergantung di laut untuk mendukung keluarga mereka.

(Antara/isn)


Exit mobile version