Jakarta, Pahami.id –
Mantan Ketua Persatuan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Johnson Panjaitan meninggal dunia, Minggu (16/10). Kabar duka tersebut disampaikan melalui akun Instagram PBHI.
“Sepanjang hidupnya, almarhum dikenal sebagai advokat yang tegas membela nilai-nilai hak asasi manusia dan keadilan sosial,” tulis akun @pbhi_nasional.
Johnson dinilai memberikan kontribusi signifikan dalam perjuangan melawan penderitaan korban pelanggaran hak asasi manusia, termasuk keterlibatannya dalam mengorganisir kasus-kasus pasca-konflik di Timor Leste.
Dedikasi dan keberaniannya menjadi teladan bagi generasi pejuang HAM di Indonesia dan kawasan. Semoga semangat juang almarhum terus hidup dalam segala upaya membela mereka yang tertindas, ujarnya.
Johnson, pria kelahiran Juni 1966 ini juga merupakan salah satu pendiri PBHI bersama tokoh lainnya, seperti Hendardi, Rocky Gerung, Mulyana W Kusumah, dan MP Luhut. Pengaruh.
Pria yang akrab disapa Sotar ini telah berkecimpung di dunia advokasi warga sejak tahun 1988. Saat itu, Sotar mengikuti pelatihan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Ia mulai aktif mendampingi orang-orang yang melawan hukum. Sotar juga menangani kasus pejuang kemerdekaan Timor Timur, Xanana Gusmao. Ia juga ikut membantu kasus 27 Juli 1996 yang mendampingi korban kekerasan aparat terhadap simpatisan PDI.
Sotar juga pernah menjadi pengacara Hamprey Djemat, politikus PPP dan pengacara OC Kaligis saat ditetapkan sebagai tersangka KPK.
Selain itu, Sotar dan Kamaruddin Simanjuntak juga mendampingi keluarga Brigadir J saat menghadapi kasus penembakan yang mengakibatkan Freddy Sambo meninggal dunia.
(FRA)
