Jakarta, Pahami.id —
Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung memutuskan untuk mengembalikan kantor kepresidenan ke kompleks tersebut Rumah Biru yang merupakan simbol kekuasaan tradisional.
Langkah ini menandai ditinggalkannya kompleks Kementerian Pertahanan yang digunakan oleh mantan presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang dimakzulkan pada April lalu.
Meluncurkan Waktu SelatKantor Presiden Lee mengatakan perpindahan ke gedung utama Gedung Biru diharapkan selesai pada Natal.
Namun kediaman presiden tidak akan dipindahkan dalam waktu bersamaan, karena sebagian Gedung Biru sedang menjalani pemeriksaan akibat kerusakan pada pemerintahan sebelumnya.
Berdasarkan keterangan Kantor Presiden, Senin (22/12), langkah lebih lanjut mengenai hal tersebut akan diumumkan kemudian.
Sebelumnya, Lee yang memenangkan pemilu pada Juni lalu berjanji akan memindahkan kantor kepresidenan ke Kota Sejong di selatan Seoul. Kota ini menjadi lokasi beberapa kementerian dan dinilai strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Seoul.
Pada hari Senin, kantor kepresidenan tidak mengungkapkan rencana pembangunan kompleks yang ditinggalkan Lee.
Sebelumnya, Yoon mengakhiri tradisi puluhan tahun dengan memindahkan kantor kepresidenan dan kediamannya dari Gedung Biru. Setelah menjabat pada tahun 2022, ia memindahkan kantor kepresidenan ke deretan bekas gedung Kementerian Pertahanan di kawasan lain di pusat kota Seoul.
Tindakan tersebut menuai kritik atas keamanan dan menelan biaya US$40 juta (sekitar Rp 668 miliar). Kebijakan tersebut juga memicu perdebatan di kalangan ahli feng shui, setelah beberapa lawan politik menuduh Yoon terpengaruh dengan anggapan bahwa lokasi Gedung Biru dianggap membawa sial.
Sejak kepergian Yoon, Blue House telah dibuka untuk umum dan dikunjungi lebih dari delapan juta orang hingga pertengahan Juni 2025.
Rumah Biru dikenal sebagai Cheong Wa Dae dalam bahasa Korea. Nama bangunan ini diambil dari ubin berwarna biru yang menutupi atap bangunan induk dan berada di lokasi yang indah di kaki Gunung Bugaksan.
(rnp/dna)
