Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Kota Denpasar, Balimembantah pesta kembang api dan hiburan musik di malam tahun baru 2026. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk fokus pemerintah daerah dalam menghadapi dan pemulihan dampak banjir besar yang melanda Denpasar pada 10 September lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Denpasar, Raka Purwantara mengatakan, APBD saat ini lebih mengutamakan kebutuhan yang lebih mendesak, terutama terkait kebencanaan.
Jadi kembang api dan musik tidak menjadi prioritas tahun ini karena kita lebih fokus pada penanggulangan bencana, kata Purwantara dikutip detikBali, Sabtu (20/12).
Dijelaskannya, pada akhir tahun sebelumnya Disbud Denpasar telah bekerjasama dengan Dinas Pariwisata (Dispar) Denpasar dalam merayakan tahun baru. Saat itu, Dispar menggelar acara di Pantai Mertasari, Sanur, sedangkan Disbud menggelar kegiatan di kawasan Catur Muka, Denpasar.
Meski tanpa kembang api dan musik, Disbud Denpasar memastikan tetap memfasilitasi kegiatan kebudayaan melalui Festival Budaya 2025 dan Festival Matahari 2026. Rencananya acara tersebut akan digelar di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar.
Menurut Purwantara, kegiatan ini akan menampilkan berbagai kesenian tradisional dengan melibatkan sanggar seni yang ada di Kota Denpasar. Beberapa unsur pun turut terlibat, mulai dari Forum Kerukunan Umat Islam hingga Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
“Perayaan ini umumnya terbuka untuk masyarakat Kota Denpasar dan tidak dipungut biaya,” kata Purwantara.
Ia pun berharap kondisi cuaca bersahabat pada saat acara Siaran Budaya 2025 berlangsung. Di sisi lain, masyarakat diimbau menjaga keamanan dan ketertiban saat merayakan tahun baru.
“Kalau memang ingin menyalakan kembang api, lakukan di tempat terbuka dan jauh dari pemukiman warga. Agar tidak mengganggu orang yang ada anggota keluarga atau bayi yang sakit,” tutupnya.
Baca selengkapnya Di Sini.
(sels/sel)
