Jakarta, Pahami.id –
Tim menyelam dicurigai menemukan satu dari dua kotak hitam atau sekotak pesawat hitam American Airlines yang bertabrakan dengan helikopter militer Black Hawk.
Berita CBS Pada hari Kamis (1/30) melaporkan penyelam memiliki akses ke kabin pesawat. Kotak hitam ditemukan oleh penyelam bersama dengan barang bawaan bagasi penumpang pada hari Rabu (1/29).
Tidak diketahui bahwa kotak hitam adalah perekam suara kokpit atau perekam yang menyimpan data tentang kinerja pesawat.
Transportasi Senior CBS dan Berita Berita Nasional Kris Van Cleave melaporkan bahwa sisa tubuh dan fragmen manusia terdampar di sebelah Virginia River Potomac.
Dia mengatakan pesawat itu memecahkan beberapa bagian dalam 5-8 kaki air. Sementara itu, helikopter Black Hawk terbalik tetapi tampaknya sebagian besar masih utuh.
Sebelum kecelakaan pada hari Rabu (29/1) waktu setempat, kontrol lalu lintas pesawat dikatakan telah meminta helikopter yang terbang di belakang American Airlines.
CNN mendapat audio dari liveatc.net. Dalam rekaman, suara pengontrol lalu lintas udara (pengontrol lalu lintas udara) meminta helikopter apakah penerbangan komersial yang dioperasikan oleh PSA Airlines terlihat.
Rekaman audio juga mengungkapkan pilot lain yang melihat insiden itu dan mengkonfirmasi kepada pengawas lalu lintas udara.
Pilot lain terdengar, “Ya, kami berada dalam posisi terakhir yang singkat, dan kami melihat suar dari seluruh Potomac.”
American Airlines membawa 60 penumpang dan empat kru, sementara helikopter Black Hawk membawa tiga kru.
Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi bahwa tidak ada yang selamat setelah helikopter militer Black Hawk bertabrakan dengan pesawat penumpang American Airlines yang membawa 64 orang pada hari Kamis (1/30).
“Sudah kubilang pagi ini di tengah kesedihan untuk negara kita,” kata Trump di Gedung Putih setelah kecelakaan di Washington seperti yang dilaporkan oleh AFP pada hari Kamis (1/30).
“Pekerjaan itu sekarang beralih ke misi pemulihan, sayangnya, tidak ada yang selamat. Ini adalah malam yang gelap dan tersiksa di ibukota kami.”
(CHRI)
