Jakarta, Pahami.id –
Tentara Amerika Serikat Menyerang dua kapal di Samudera Pasifik pada Selasa (21/10), menewaskan lima tersangka yang dituduh sebagai penyelundup narkoba.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan militer menyerang sebuah kapal di bagian timur Samudera Pasifik dan menewaskan dua orang pada hari Selasa. Beberapa jam kemudian, militer kembali menyerang kapal lain di Pasifik timur, menewaskan tiga orang.
Ini merupakan operasi militer AS pertama di Pasifik, sejak Presiden Donald Trump memulai perangnya terhadap perdagangan narkoba.
“Kapal tersebut diketahui oleh intelijen kami terlibat dalam penyelundupan narkotika ilegal, melintasi jalur penyelundupan narkotika yang diketahui, dan membawa narkotika,” kata Hegseth seperti dilansir Reuters.
Dua orang juga mengunggah video berdurasi 30 detik dari dua serangan
Saat ditanya wartawan di Ruang Oval, Trump menegaskan pemerintah AS mempunyai kewenangan hukum untuk melakukan hal tersebut. Ia juga percaya bahwa setiap serangan menyelamatkan nyawa warga AS.
Menanggapi hal tersebut, pakar hukum pun mempertanyakan pihak militer AS yang melakukan penyerangan tersebut dan bukan Coast Guard yang merupakan lembaga utama penegakan hukum maritim AS.
Agustus lalu, Penjaga Pantai AS melancarkan operasi yang dikenal sebagai “Operasi Viper” untuk mencegah perdagangan narkoba di seluruh Samudera Pasifik. Hingga 15 Oktober, Penjaga Pantai mengatakan telah menyita lebih dari 100 ribu pon kokain.
(DNA)
