Pahami.id – Philips, raksasa elektronik yang sudah lama tidak aktif di pasar ponsel, kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dengan strategi yang tidak biasa.
Alih-alih meluncurkan satu produk unggulan, poster ponsel Philips yang bocor di media sosial justru mengungkap “serangan dua arah”.
Di satu sisi, Philips kembali bangkit dan bersiap menggempur segmen mid-premium dengan ponsel berdesain elegan yang sekilas “seperti iPhone”. Sebaliknya, mereka tetap bermain aman di pasar kelas bawah dengan ponsel murah dan fungsional.
Strategi ganda ini memicu perdebatan sengit di kalangan netizen dan menjadi pertaruhan besar bagi Philips untuk kembali relevan.
Keunggulan Canggih Premium: Desain Elegan, AI, dan 5G
Inilah senjata utama Philips untuk menarik perhatian. Dari poster yang bertuliskan ‘inovasi dan keanggunan’, terlihat jelas Philips tidak main-main dalam mendesain ponsel barunya.
Salah satu model paling menarik hadir dengan estetika minimalis, modul kamera berbentuk bulat, dan ring light LED unik sehingga memberikan kesan premium yang kuat.
Desainnya yang mengingatkan pada handset andalan kompetitor, tak sekadar memoles eksteriornya. Dua fitur penting telah dikonfirmasi: konektivitas 5G dan dukungan fitur AI.
Ini merupakan sinyal jelas bahwa Philips menyasar konsumen teknologi tinggi yang menginginkan perangkat yang tidak hanya bergaya, namun juga cerdas dan siap menghadapi masa depan.
Langkah ini menempatkan Philips dalam persaingan langsung dengan merek-merek mapan di segmen kelas menengah.
Benteng Pertahanan di kelas Murah
Pada saat yang sama, Philips tidak melupakan akarnya di segmen terjangkau. Poster lainnya memperlihatkan perangkat dengan modul kamera persegi panjang konvensional.
Desainnya memicu reaksi beragam, dan beberapa netizen menganggapnya “terlalu ketinggalan jaman”.
Namun terlepas dari desainnya, ponsel ini diduga kuat sebagai penerus Philips S6206, ponsel murah yang saat itu menawarkan spesifikasi solid seperti chipset UNISOC T606, RAM hingga 8 GB, dan baterai 5.000/6.000 mAh.
Jika penerusnya mengusung formula yang sama, yakni fokus pada daya tahan dan fungsionalitas, bukan desain, maka ini merupakan langkah pragmatis Philips untuk menangkap volume penjualan di pasar paling sensitif terhadap harga.
Judi lagi dan bayang-bayang kegagalan di indonesia
Kemunculan kedua ponsel ini mendadak viral setelah dibocorkan oleh leaker populer Mukul Sharma. “Ponsel pintar Philips siap hadir di India,” tulisnya dalam postingan yang memicu ribuan interaksi.
Pertanyaannya sekarang, apakah Indonesia akan menjadi target berikutnya?
Perusahaan ini diketahui telah memasarkan Philips S327 pada tahun 2018 lalu di Indonesia. Namun comeback kali ini bisa dibilang gagal total karena smartphone Philips kurang laku dan tidak masuk dalam lima besar ponsel terlaris di Tanah Air.
Kini, dengan kembalinya merek lama seperti Motorola, Honor, dan Meizu ke pasar Indonesia, momentumnya terasa tepat.
Namun, tantangannya jauh lebih besar. Apakah strategi serangan dua arah yang menawarkan kemewahan di satu sisi dan fungsionalitas di sisi lain cukup kuat bagi Philips untuk mengatasi kegagalannya dan kembali diperhitungkan di salah satu pasar ponsel paling kompetitif di dunia? Kita akan segera melihat jawabannya.

