Pahami.id – Motorola telah resmi merilis Motorola Edge 70 ke pasar global, namun ini bukan sekadar peluncuran ponsel tipis biasa.
Kehadiran Motorola Edge 70 merupakan pernyataan perang terhadap segala kompromi yang dilakukan konsumen.
Memadukan bodi setipis 5,99 mm dengan ketahanan standar militer serta janji pembaruan software hingga 7 tahun ke depan, Motorola tak hanya merilis Motorola Edge 70 sebagai ponsel tipis, namun juga mendobrak aturan main di industri smartphone.
1. Super tipis, sangat keras
Selama ini ponsel super tipis selalu identik dengan kerapuhan. Namun, Motorola membalikkan logika ini 180 derajat.
Dibalik desainnya yang elegan dengan ketebalan hanya 5,99 mm dan bobot 159 gram, Edge 70 dibekali pertahanan yang luar biasa.
Ponsel ini tidak hanya mengantongi sertifikasi IP68 (tahan air dan debu), tetapi juga IP69 (tahan terhadap semprotan air bertekanan tinggi) dan yang paling mengejutkan, standar militer MIL-STD 810H.
Artinya, ponsel rapuh ini dirancang tahan terhadap berbagai kondisi ekstrem, mulai dari guncangan, terjatuh, hingga suhu ekstrem.
Motorola secara efektif mengatakan kepada konsumen: Anda tidak lagi harus memilih antara gaya dan daya tahan.
2. Chipset Kelas Menengah, Janji Seumur Hidup
Ini merupakan ‘pukulan’ paling serius dari Motorola. Sementara banyak merek, bahkan di kelas unggulan, kesulitan memberikan jaminan perangkat lunak jangka panjang, Motorola sebenarnya memberikan janji luar biasa pada ponsel dengan chipset kelas menengah ini.
Ditenagai Snapdragon 7 Gen 4, Motorola menjamin akan memberikan pembaruan keamanan hingga Juni 2031.
Ini adalah komitmen 7 tahun yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk ponsel di luar lini Pixel Google.
Motorola mengubah Edge 70 dari sekadar perangkat keras menjadi investasi jangka panjang, memastikan ponsel tetap aman dan relevan melampaui siklus hidup ponsel cerdas pada umumnya.
3. Bodi ramping, baterai bertenaga
Masalah klasik pada ponsel tipis adalah baterainya yang kecil. Sekali lagi, Motorola menolak untuk berkompromi. Edge 70 mengemas baterai silikon-karbon 4.800 mAh yang dikatakan mampu bertahan hingga 50 jam.
Kemampuan sebesar ini dalam bodi setipis 5,99 mm merupakan pencapaian teknis yang luar biasa, memecahkan masalah terbesar yang mengganggu para pecinta ponsel ramping.
Ditambah dengan dukungan Turbopower 68 W dan Wireless Charging 15 W, sektor ketahanan ponsel ini benar-benar sempurna.
Teka-teki harga yang menentukan
Dengan semua keuntungan yang paradoks ini, harga adalah penentu terakhir. Di Eropa, harganya premium yakni 799 euro (rp 15,3 juta).
Namun mengingat ini adalah versi Moto yang diganti mereknya
Jika di Indonesia dibanderol dengan harga di kisaran Rp 6 jutaan hingga Rp 11 jutaan, Motorola Edge 70 bukanlah ponsel baru.
Ini akan menjadi sebuah anomali, paket nilai-untuk-uang yang akan memaksa para pesaingnya untuk memikirkan kembali strategi produk mereka.

