Hiteke.com – Beban berat ada di bahu Samsung Galaxy A17 5G. Sebagai pengganti Galaxy A16 5G yang disebut ponsel Android terbaik di dunia di Q2 2025, ponsel, senilai RP3.699.000, tidak hanya perlu menjadi baik, tetapi juga untuk mempertahankan supremasi Samsung di segmen kelas menengah yang kejam.
Setelah menggunakannya selama dua minggu, pertanyaannya sekarang sedang dijawab. Samsung dengan bijak melakukan “operasi plastik” secara signifikan pada desain Samsung Galaxy A17 5G, meningkatkan kualitas material, dan mempertahankan kekuatan utama di sektor kamera dan perangkat lunak.
Namun, terlepas dari semua perbaikan pada Samsung Galaxy A17 5G, ada beberapa catatan penting yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk meminta rekomendasi.
Kelas Rise: Desain Premium yang Tidak lagi terasa ‘murah’
Perubahan yang paling drastis dan paling dihargai adalah desainnya. Lupakan modul kamera terpisah yang membosankan.
Galaxy A17 5G sekarang terlihat segar dengan modul kamera dengan pil. Bahan panel belakang juga bergerak di ruang kelas dari plastik ke kaca serat, memberikan efek yang lebih premium dan kokoh saat diadakan.
Tubuh yang sekarang lebih ramping (7,5 mm) dan ringan (192 gram) juga membuatnya sangat nyaman digunakan untuk waktu yang lama.
Meskipun bingkai masih plastik, sentuhan gerbang di setiap sudut dan tombol volume tebal menunjukkan perhatian Samsung dalam detail ergonomis.
Catatan pertama adalah panel belakang yang sekarang sedikit halus dan mudah meninggalkan sidik jari.
Kabar baik, Samsung sekarang termasuk pengisi daya 25W di kotak penjualan, nilai tambah yang sangat penting.
Layar super amoled memuaskan, tetapi dengan ‘dagu’ menjengkelkan
Kualitas visual adalah kekuatan Samsung, dan Galaxy A17 5G tidak terkecuali. Layar Super AMOLED 6,7 inci dengan resolusi HD+ penuh dan laju refresh 90Hz menghadirkan warna yang kaya, tajam, dan halus.
800 nits kecerahan dan perlindungan Gorilla Glass Victus juga merupakan nilai tambah yang signifikan.
Namun, inilah kompromi terbesar. Ketika para pesaing telah beralih ke desain lubang punch, layar 5G Galaxy A17 masih menggunakan tetes sekolah lama.
Bezel cukup tebal dan simetris, dengan dasar yang lebih besar, menciptakan ‘dagu’ yang agak mengganggu dan mengurangi efek modern.
Kamera OIS yang andal (dengan catatan)
Di sektor fotografi, kamera utama 50MP yang telah dilengkapi dengan OIS adalah bintang utama. Bidikan di siang hari sangat memuaskan, dengan warna -warna alami khas Samsung, detail tajam, dan berbagai rentang dinamis. Pertunjukan malam juga cukup bagus selama ada sumber cahaya yang cukup.
Kamera 5MP Ultrawide masih diklasifikasikan sebagai baik untuk penggunaan santai, tetapi membutuhkan beberapa upaya untuk mendapatkan hasil yang tajam. Sayangnya, kamera makro 2MP adalah titik lemah; Hasilnya kurang detail dan warna pucat.
Untuk perekaman video, ponsel ini hanya mendukung resolusi 1080p 30p yang relatif standar.
Performa Exynos 1330: Cukup untuk setiap hari, ‘biasa -biasa saja’ untuk game
Di tengah kinerjanya, chipset Exynos 1330 tertanam dengan RAM 8GB dan 256GB ROM. Skor anti V11 pada 610.222 menunjukkan kinerja yang kuat untuk kelas menengah.
Untuk kegiatan sehari -hari seperti media sosial, penelusuran, dan streaming, ponsel ini berjalan lancar tanpa hambatan.
Saat diuji untuk memainkan legenda seluler, 5G Galaxy A17 dapat berjalan stabil di pengaturan grafis “tinggi”, meskipun tidak benar.
Suhunya masih dingin. Namun, untuk pemain berat, kinerja ini mungkin terasa sedikit “normal -hanya”.
Kesimpulan: Juara bertahan dengan formula yang aman
Bisakah Galaxy A17 5G melanjutkan pendahulunya? Kami pikir jawabannya adalah “ya”. Samsung tidak mengambil risiko, tetapi mengisi formula yang terbukti.
Peningkatan signifikan dalam sektor desain dan material, dikombinasikan dengan gambar kamera Samsung yang kuat dan jaminan pembaruan OS hingga enam tahun, adalah nilai penjualan yang sangat sulit.
Meskipun layar terasa sedikit dari tanggal dan kinerja permainan bukan yang terbaik, Galaxy A17 5G tetap menjadi paket lengkap yang sangat kuat dan aman untuk sebagian besar pengguna di Indonesia.