Site icon Pahami

Sejarah Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW – Sejarah Agama

Peristiwa Isra Mi’raj diperingati oleh umat Islam setiap tanggal 27 Rajab untuk mengenang kisah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaka di langit ketujuh. Secara linguistik, Isra berasal dari kata ‘Saro’ yang berarti ‘perjalanan di malam hari’. Secara istilah, Isra adalah perjalanan Nabi SAW bersama malaikat Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Palestina berdasarkan firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

“Maha Suci Allah yang mengantarkan hamba-Nya suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa” (Al Isra’ ayat 1).

Sedangkan dari segi bahasa, Mi’raj adalah alat yang digunakan untuk naik. Jika digabungkan, Isra Mi’raj berarti tangga khusus yang digunakan Nabi Muhammad SAW untuk naik dari bumi naik dari langit pertama ke langit ketujuh. Semua itu termaktub dalam firman Allah dalam surah An Najm ayat 1 – 18. Isra Mi’raj dilakukan oleh Nabi Muhammad pada suatu malam dengan menunggangi Buraaq, makhluk yang ditunggangi oleh Nabi Muhammad dan malaikat Jibril dengan kecepatan luar biasa. Buraaq adalah binatang panjang berwarna putih, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal. Sidratul Muntaka adalah tempat tertinggi di langit yang menjadi batas antara ilmu dan amal makhluk, dan tidak ada makhluk yang mengetahui apa yang ada dibaliknya. Terdekat adalah surga Al Ma’wa yang merupakan tempat tinggal orang beriman yang saleh.

Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad

Sejarah Isra Mi’raj Isra Mi’raj terjadi ketika Nabi SAW sedang berkabung atas meninggalnya Khadijah istri tercintanya di bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabiannya. Tidak lama kemudian, Abu Thalib, paman Nabi wafat. Meski tidak memeluk Islam, Abu Thalib adalah orang yang selalu membela Rasulullah, apalagi ketika kaum kafir Quraisy ingin menyakitinya. Sejak kedua kekasihnya meninggalkan Yang Mulia, posisi Rasulullah semakin sulit karena orang-orang kafir berani mengintimidasinya sehingga semakin sulit untuk melakukan kegiatan dakwah di Mekkah. Jadi Nabi pergi ke Taif untuk berdakwah, tetapi orang-orang Taif melemparkannya dan melemparkan batu ke arahnya hingga menyebabkan kakinya berdarah.

Perjalanan Isra Mi’raj adalah cara Tuhan untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada Nabi Muhammad yang sedang berduka. Usai shalat Isyak di Masjidil Haram, beliau beristirahat dan didatangi malaikat Jibril. Dada Nabi Muhammad dibelah, jantungnya dikeluarkan dan dibasuh dengan air Zamzam dan dikembalikan dengan iman dan hikmah (HR. Imam Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah). Kemudian Buraaq didatangkan untuk memulai Isra membawa Nabi ke Masjidil Aqsha, Nabi shalat dua rakaat dan memimpin arwah para Nabi. Usai shalat, malaikat Jibril membawakan dua jenis minuman, khamr dan susu, yang dipilih Nabi.

Perjalanan Mi’raj diawali dengan perjalanan Buraq bersama Jibril ke langit pertama. Perjalanan sejarah peristiwa Isra Mi’raj membawa Nabi Muhammad bertemu dengan nabi-nabi lainnya, dimulai dari Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua. Kemudian bertemu Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat dan Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam dan disambut oleh Nabi Ibrahim di langit ketujuh yang menemaninya ke Sidratul Muntaka. Pelajari juga sejarah haji, masjid-masjid bersejarah di Indonesia, dan sejarah Hari Santri.

Selama di sana, Nabi Muhammad menerima perintah dari Allah untuk berdoa 50 kali sehari semalam. Nabi Musa yang mendengar hal tersebut kemudian menasihati Nabi Muhammad untuk meminta keringanan dan kembali ke Sidratul Muntaka. Allah mengizinkan permintaan keringanan dari Nabi Muhammad untuk 45 doa sehari. Nabi Musa yang merasa umat Nabi Muhammad masih belum bisa kembali, menyarankan agar Nabi Muhammad meminta pengecualian lagi.

Terhitung beberapa kali Nabi Muhammad harus kembali ke Sidratul Muntaka dan langit keenam untuk memohon keringanan hingga akhirnya Allah memerintahkan shalat lima waktu. Allah berfirman bahwa kewajiban shalat yang sesungguhnya adalah lima waktu sehari semalam. Setiap kali sholat mendapat pahala 10 kali lipat, jadi sholat lima waktu sama dengan sholat 50 kali. Juga bagi siapa saja yang berniat melakukan kebaikan tetapi tidak melaksanakannya, maka itu akan dihitung sebagai kebaikan.

Sebaliknya, jika seseorang berniat melakukan keburukan tetapi tidak melakukannya, maka keburukan itu tidak dicatat sama sekali. jika dia melakukannya, maka itu akan dicatat sebagai hal yang buruk. Perintah ini sebenarnya masih dirasa berat oleh Nabi Musa dan beliau kembali memerintahkan untuk meminta keringanan, namun Nabi Muhammad merasa malu untuk meminta keringanan lagi dan memutuskan menerima perintah Allah berupa shalat lima waktu sehari semalam.

Hikmah Isra Mi’raj

Bagi umat Islam, sejarah peristiwa Isra Mi’raj memiliki makna yang sangat besar dan sangat berharga karena pada saat itulah dikeluarkan perintah wajib shalat lima waktu. Juga, tidak ada Nabi lain yang melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaka seperti Nabi Muhammad. Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari sejarah peristiwa Isra Mi’raj, yaitu:

  • Menguatkan martabat Allah Ta’ala sebenarnya sesuai dengan keagungan Allah yang berada di langit ketujuh, di singgasana-Nya.
  • Sejarah peristiwa Isra Mi’raj merupakan tasliyah atau hiburan dari Allah SWT kepada Rasulullah yang sedang mengalami tahun berkabung.
  • Pilihan Nabi untuk minum susu memperkuat fakta bahwa Islam adalah agama yang murni dan fitrah.
  • Sholat yang dilakukan di Baitul Maqdis menjelaskan kedudukan Nabi sebagai pemimpin para Nabi.
  • Masjid Al Aqsa yang dikuasai Romawi saat itu mendapat perhatian lebih dari para sahabat, dan dibebaskan pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
  • Abu Bakar adalah contoh iman yang sempurna, karena dia langsung mempercayai berita Isra Mi’raj Nabi.
  • Nabi diperlihatkan bagaimana siksaan menanti mereka yang melakukan dosa agar mereka bisa menyampaikan apa yang dilihatnya kepada para pengikutnya.

Peristiwa Isra Mi’raj juga merupakan salah satu cara untuk mensucikan jalan Rasulullah yang akan memasuki tahap hijrah dan mendirikan negara Islam di Madinah. Hal ini karena orang yang kurang beriman akan langsung mengingkarinya ketika mendengar tentang Isra Mi’raj.

Peristiwa Isra Mi’raj sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad tidak akan terjadi dengan logika atau nalar manusia biasa, tetapi wajib bagi umat Islam untuk mengambil pelajaran darinya. Hingga kini, perayaan sejarah peristiwa Isra Mi’raj sering dirayakan meski sebagian pihak menganggapnya sebagai kegiatan yang bisa disebut bid’ah. Alasannya karena malam Isra Mi’raj tidak diketahui secara pasti. Pelajari juga sejarah berdirinya Al Azhar, sejarah Hari Asyura, tujuan organisasi Muhammadiyah dan tujuan organisasi Aisyiyah.

Hingga saat ini masih terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menentukan waktu yang tepat Isra Mi’raj, sehingga karena waktu yang tepat tidak diketahui tentu sedikit tidak masuk akal untuk merayakannya. Selain itu, perayaan Isra Mi’raj tidak memiliki landasan syariah yang disampaikan Nabi kepada umatnya. Maka dengan alasan-alasan tersebut, cukup menjadi acuan bagi kita untuk tidak merayakan hari Isra Mi’raj, tetapi kita bisa memperingatinya sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad yang memiliki banyak pelajaran dalam ajaran Islam.

Exit mobile version