Pahami.id – Sandy Walsh harus berpindah posisi selama bermain untuk timnas Indonesia. Sejauh ini ia kalah bersaing dengan Asnawi Mangkualam untuk menempati posisi sayap kanan.
Jelang laga Timnas Indonesia melawan Brunei Darussalam, Sandy Walsh menjelaskan tak ada masalah berpindah posisi.
Keputusan pelatih Shin Tae-yong akan diresponnya dengan memberikan yang terbaik di lapangan.
Saya juga bisa bermain di posisi itu (bek tengah), kata Sandy Walsh usai latihan bersama skuad Garuda di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Penambangan data TransfermarktSandy Walsh merupakan pemain yang mempunyai kemampuan bermain di banyak posisi.
Ia dikenal mampu mengisi posisi bek tengah, bek kiri, sayap kiri kanan, bahkan gelandang bertahan, namun sejauh ini bek kanan menjadi posisi yang paling sering ia mainkan.
Sandy Walsh mencatatkan rekor 162 penampilan sebagai bek kanan sejak melakukan debut profesionalnya pada musim 2011-2012.
Bersama KV Mechelen musim ini, Sandy Walsh sudah mencatatkan sembilan penampilan dan selalu bermain sebagai bek kanan dalam periode tersebut.
Namun jika merujuk pada debutnya bersama Timnas Indonesia di Match Day FIFA September lalu, Sandy Walsh sepertinya harus terpaksa menerima tak bisa menempati posisi favoritnya.
Saat membantu Timnas Indonesia mengalahkan Turkmenistan 2-0 pada 8 September, Sandy Walsh ditempatkan Shin Tae-yong sebagai bek tengah kanan dengan formasi 3-4-3.
Sedangkan posisi bek kanan atau wingback diberikan kepada Asnawi Mangkualam selaku kapten Timnas Indonesia.
Pada laga tersebut, Asnawi tampil penuh, sedangkan Sandy Walsh yang berposisi sebagai bek tengah hanya bermain 71 menit digantikan pemain debutan lainnya, Wahyu Prasetyo.
“Saya di sini untuk membantu tim di posisi itu,” tegas Sandy Walsh terkait potensi perubahan posisi dari bek sayap menjadi bek tengah saat membela timnas Indonesia.
Sandy Walsh dan rekan-rekannya kini bersiap menghadapi Brunei di dua babak play-off Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Laga babak pertama akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta pada 12 Oktober, sebelum dilangsungkan lima hari kemudian di Stadion Sultan Hassanal Bolkiah, Brunei.