Pahami.id – Pertengahan tahun 2020, Nurhidayat Haji Haris menjadi topik perbincangan di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Namun, perhatian bukan karena prestasinya di lapangan, melainkan tentang kehidupannya di luar dunia sepak bola.
Saat itu, Nurhidayat Haji Haris menciptakan sensasi dengan merayakan hari jadinya yang keenam bersama kekasihnya, Sarah Ahmad, pada pertengahan Juli 2020.
Dia memberikan hadiah sebuah mini cooper berwarna biru, yang harganya diperkirakan mencapai Rp900 juta, untuk wanita yang kemudian menjadi istrinya.
Aksi tersebut memicu pro dan kontra di kalangan para pecinta sepak bola, terutama karena Nurhidayat adalah mantan kapten Timnas Indonesia U-19 dan dianggap sebagai pemain masa depan potensial.
Dia bahkan dikabarkan akan menjalani trial di salah satu klub di Eropa. Namun, situasinya berubah, dan saat ini, Nurhidayat berstatus tanpa klub setelah kontraknya dengan Bhayangkara FC tidak diperpanjang.
Kini, belum diketahui tujuan berikutnya bagi Nurhidayat. Pendaftaran pemain untuk klub Liga 1 sudah ditutup, sehingga dia mungkin harus mempertimbangkan bermain di Liga 2.
Terakhir kali, Nurhidayat dipanggil untuk bergabung dengan Timnas Indonesia pada Juni 2021, jelang pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Namun, dia dicoret dari pelatnas karena perilaku indisipliner. Nurhidayat sering terlambat saat sesi latihan dan mengabaikan saran dari dokter tim dan ahli gizi mengenai pola makan. Karena perilaku tersebut, pelatih Shin Tae-yong kehilangan minat padanya sebagai pemain Timnas.
Meski demikian, pada 2022 lalu usai laga uji coba Timnas Indonesia kontra Bhayangkara FC keakraban Nurhidayat dan Shin Tae-yong terlihat. Bahkan aksi pelatih asal Korea Selatan yang mengeplak mantan anak asuhnya itu menjadi sorotan.
Pernah Jajal Liga 2
Meskipun pernah menjadi kapten Timnas Indonesia U-19 dan mengikuti pelatnas Timnas Indonesia Senior, itu tidak menjamin Nurhidayat untuk selalu bermain di level tertinggi sepak bola Indonesia.
Meskipun telah mengenakan seragam Bhayangkara FC pada beberapa periode (2016, 2018-2021, dan 2022) serta PSM Makassar pada 2017 dan 2021, Nurhidayat juga pernah mengalami penurunan level karier yang pahit, meskipun usianya masih sangat muda.
Pada periode Juni hingga Desember 2021, ia turun ke level Liga 2 dan bermain untuk PSG Pati, yang sekarang telah berubah nama menjadi Bekasi City FC.
Setelah itu, dia melanjutkan kariernya di PSIM Yogyakarta. Perjalanan kariernya menunjukkan bahwa sepak bola memiliki tantangan yang berat dan tidak selalu mudah untuk mempertahankan posisi di level tertinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa prestasi masa lalu atau keikutsertaan di timnas tidak selalu menjadi jaminan untuk karier yang sukses di dunia sepak bola.
Setiap pemain perlu terus berusaha keras dan beradaptasi dengan perubahan situasi untuk tetap berkembang dan meraih kesuksesan di level sepak bola yang berbeda.
Kontributor : Imadudin Robani Adam