Pahami.id – Laga pertama Timnas U-17 Indonesia di Piala Dunia U-17 melawan Ekuador baru-baru ini berakhir dengan hasil imbang 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo. Meski berhasil mempertahankan hasil imbang melawan tim tangguh asal Amerika Selatan, namun performa tim Merah Putih masih menyisakan banyak hal yang masih bisa ditingkatkan.
Sayangnya permainan Timnas U-17 Indonesia belum sepenuhnya sesuai ekspektasi.
Para pemain di lapangan menunjukkan pola permainan yang cukup berbeda dengan pola tim senior.
Jika dilatih oleh Shin Tae Yong, pelatih berpengalaman, reaksinya mungkin akan berbeda.
Berikut ulasan Pahami.id mengenai tiga aspek kritis yang bisa dijadikan bahan evaluasi:
1. Manajemen Keunggulan yang Tidak Memadai
Pertama, momen kritis terjadi saat Timnas U-17 Indonesia mengendurkan serangan usai unggul terlebih dahulu pada menit ke-22 lewat gol Arkhan Kaka.
Mereka harus menjaga momentum dan meningkatkan intensitas serangan. Namun, terjadi kurangnya koordinasi yang membuat Allen Obando gagal melakukan sundulan pada menit ke-28.
Gaya permainan ini jauh dari konsep STY yang selalu mengedepankan konsistensi dan agresif saat berada di posisi lebih tinggi.
2. Kurangnya intensitas pergerakan di lapangan
Kedua, kurang seriusnya beberapa pemain yang terlihat hanya berjalan-jalan saat pertandingan. Hal ini menjadi kekhawatiran karena ia tidak menunjukkan keseriusan dalam memperebutkan bola.
STY dalam pendekatannya kepada Timnas Indonesia selalu mengajarkan pentingnya berlari maksimal apalagi tidak terlibat langsung dalam adu bola.
3. Kecenderungan Bermain Individu
STY selalu menekankan bahwa sepak bola adalah olahraga tim. Namun ada kecenderungan yang terlihat di Timnas U-17 Indonesia yang bermain secara individu, beberapa pemain berusaha menunjukkan kemampuan individunya.
Hal tersebut tidak sejalan dengan filosofi sepak bola yang diterapkan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Tiga aspek itulah yang mungkin membuat Shin Tae Yong merasa tidak puas menangani Timnas Indonesia U-17.
Kritik yang membangun terhadap performa ini hendaknya menjadi pelajaran bagi pemain dan pelatih untuk meningkatkan performa di pertandingan mendatang.