Pahami.id – FIFA dan badan sepak bola Amerika Selatan, CONMEBOL, mengancam akan menangguhkan Konfederasi Brasil (CBF). Hal ini menyusul dugaan campur tangan pemerintah dalam pemilihan presiden baru CBF.
Ancaman ini mengingatkan kita pada kasus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang sempat terkena pembatasan serupa di era kepemimpinan La Nyalla Mattalitti.
bertanya berita APPada Selasa (26/12/2023), FIFA memperingatkan Brasil bahwa tim nasional dan klubnya bisa dibekukan dari kompetisi internasional jika intervensi pemerintah mengarah pada terpilihnya presiden baru pada Januari.
Sebelumnya, pengadilan negeri Rio de Janeiro memberhentikan presiden CBF, Ednaldo Rodrigues, pada 7 Desember karena proses pemilihannya dianggap tidak sah pada tahun lalu.
Pengadilan Rio de Janeiro memerintahkan CBF untuk mengadakan pemilihan presiden baru dalam 30 hari ke depan. Hal inilah yang dipertanyakan FIFA karena keputusan pengadilan tersebut dianggap sebagai intervensi terhadap CBF.
FIFA telah lama menolak campur tangan pemerintah dan pihak ketiga dalam asosiasi anggotanya. Jika larangan tersebut diberlakukan, juara Piala Dunia lima kali itu terancam kehilangan gelar internasionalnya.
Surat peringatan dari FIFA ditandatangani oleh Kenny Jean-Marie, pejabat utama asosiasi anggota FIFA, dan Monserrat Jiménez Garcia, wakil sekretaris jenderal CONMEBOL.
Mereka menyatakan akan membentuk komisi untuk membahas masalah tersebut di Brazil pada 8 Januari.
Dalam surat tersebut, FIFA dan CONMEBOL menegaskan bahwa tidak akan ada keputusan yang mempengaruhi CBF, termasuk pemilihan atau pemanggilan pemilu, sebelum misi tersebut dilaksanakan.
Jika hal ini tidak dipatuhi, FIFA mengancam akan merujuk masalah tersebut ke badan pengambil keputusan FIFA yang relevan untuk dipertimbangkan dan diambil keputusannya, yang mungkin termasuk skorsing.
Dokumen tersebut juga menyatakan bahwa campur tangan yang tidak semestinya terhadap asosiasi anggota dapat mengakibatkan sanksi sesuai Statuta FIFA, termasuk skorsing, meskipun pengaruh pihak ketiga tersebut bukan merupakan kesalahan asosiasi anggota yang bersangkutan.
Ancaman FIFA dapat mempengaruhi peluang Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita 2027 dan upaya presiden CBF merekrut pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti sebagai pelatih mereka mulai tahun depan.
Kasus yang mendera Brasil saat ini serupa dengan yang dialami PSSI pada 2015. Saat itu, PSSI sempat disuspen karena campur tangan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Pada 17 April 2015, Menpora Imam Nahrawi mengeluarkan surat keputusan pembekuan PSSI sebagai bentuk pengendalian perebutan kekuasaan di federasi sepak bola nasional.
FIFA menganggap keputusan ini melanggar pasal 13 dan 17 Statuta FIFA. PSSI sempat diskors pada 30 Mei 2015 sebelum akhirnya dicabut setahun kemudian pada 13 Mei 2016 oleh Presiden FIFA Gianni Infantino, saat Kongres Tahunan FIFA di Meksiko.