Pahami.id – Umi Pipik kerap mendapat desakan dari netizen untuk mengomentari artis yang memutuskan melepas cadar. Pasalnya, ibunda Abidzar dikenal dekat dengan artis Tanah Air.
Aktivitas Umi Pipik yang kerap melakukan dakwah melalui media sosial dan lingkungan sosialnya dinilai sangat berpengaruh. Tak heran ia didesak untuk menasihati artis yang melepas hijab.
Meski demikian, Umi Pipik tampak tak bergeming meski mendapat berbagai tekanan dari warganet. Ibu empat anak ini punya alasan tersendiri mengabaikan tekanan tersebut.
Umi Pipik mengaku tak ingin menghakimi orang terkait proses mencari Tuhan. Termasuk proses berhijab bagi para selebriti Tanah Air.
Ia merasa setiap orang berhak mengalami proses menemukan Tuhan dalam dirinya.
“Saya banyak kirim DM, ‘Umi tolong nasehati saya, kenapa tidak buka cadar’. Kita tidak punya hak untuk menghakimi orang, itu saja, biarkan mereka menjalani proses, biarkan mereka melakukannya sampai mereka benar-benar menemukan Tuhan dalam diri mereka sendiri,” kata Umi Pipik seperti dikutip dari kanal YouTube Alanabi Channel pada Minggu (31/1/2023).
Mudah sekali Tuhan mengaturnya hingga akhirnya dia berhijab lagi, lanjutnya.
Umi Pipik mengaku dirinya termasuk orang yang pernah mengalami posisi serupa. Jatuh bangun dalam berhijab pun pernah ia alami.
Meski demikian, Umi Pipik mengaku terus berusaha dan berdoa untuk melangkah ke arah yang lebih baik.
“Saya bukan orang yang mau menghakimi karena saya pernah dalam posisi itu, memakai jilbab yang masih terbuka dan tertutup, tapi saya menikmati prosesnya dan saya terus berdoa kepada Tuhan ya Tuhan agar prosesnya dimudahkan, ” jelasnya. Umi Pipik.
Mengalami hal serupa, Umi Pipik tak ingin membebani teman-teman selebritisnya.
Ia mengaku hanya bisa berdoa untuk setiap proses yang dilalui rekan-rekannya.
“Walaupun aku mempunyai teman-teman yang merupakan public figure, aku selalu mendoakan mereka, ‘Ya Allah hamba-Mu, umat nabi-Mu, saudaraku, mudahkan aku kembali kepada-Mu,’” ujarnya.
Lebih lanjut Umi Pipik menegaskan kapasitasnya sebagai sahabat hanya mendampingi dan mendoakan.
“Saya hanya bisa mendampingi dia, dia tanya jawab, kami hanya berdoa, senjata kami hanya doa,” ujarnya.