Gaya hidup menetap atau malas bergerak telah lama dilarang oleh para ahli medis. Sebab, efeknya memperburuk kesehatan. Ilmu Olah Raga untuk Kesehatan memperkuat nasihat itu sambil menunjukkan bahwa meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk tidak melakukan apa pun berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Risiko buruk karena malas bergerak
Ketika seseorang menghabiskan lebih dari 8 jam sehari duduk dapat mempengaruhi kesehatan. Studi tersebut mensurvei 284 peserta Inggris dengan kuesioner online yang menilai aktivitas fisik, waktu duduk dan kesehatan mental. Aktivitas fisik di rumah dan berkebun sangat membantu, misalnya berdiri dan menggerakkan badan.
Kutipan Sangat baik Pikiran Perilaku menetap yang berkepanjangan didefinisikan sebagai aktivitas apa pun sambil duduk atau berbaring. Punggung dan tulang belakang meningkatkan tekanan darah. Gejala kecemasan dan depresi telah lama dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Tidak melakukan apa-apa juga memengaruhi kondisi mental, karena beberapa penelitian menunjukkan perilaku menetap mengurangi variabilitas glikemik dan penurunan kognitif. Sederhananya, semakin banyak waktu yang Anda habiskan untuk duduk, semakin sedikit aktivitas fisik Anda.
Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan zat kimia yang membuat tubuh terasa enak, seperti anandamide Dan endocannabinoidlangsung ke otak. Senyawa tersebut tidak hanya menghambat reseptor rasa sakit, tetapi juga meningkatkan perasaan senang. Saat kekurangan senyawa esensial, mereka cenderung merasa cemas dan tertekan karena tidak banyak bergerak.
berkonsultasi psikolog beberapa penelitian telah menghubungkan kemalasan dengan beberapa kondisi psikologis seperti rendahnya harga diri, kurangnya motivasi, perasaan lesu, kehilangan tujuan, kecemasan, depresi, gangguan mood, dll. Tips agar dia tidak melakukan olahraga 30 menit setiap hari. Kebiasaan olahraga teratur mengurangi gejala depresi atau kecemasan.
Foto: Pixabay
Editor: Ridian Eka Saputra