Pemerintah Turki mulai menutup sebagian perbatasannya dengan Suriah setelah sekitar 130.000 pengungsi Kurdi memasuki Turki selama dua hari terakhir.
Pada Senin (22/09), Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan Turki baru membuka dua dari sembilan gerbang perbatasannya dengan Suriah.
Langkah itu dilakukan sehari setelah puluhan warga Kurdi berdemonstrasi di daerah perbatasan.
Wartawan BBC Mark Lowen, yang melaporkan di tempat kejadian, mengatakan pengunjuk rasa melemparkan batu ke pasukan keamanan Turki yang membalas dengan gas air mata dan meriam air.
Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa akibat peristiwa tersebut.
Demonstrasi, kata Mark Lowen, muncul karena pihak berwenang berusaha mencegah Kurdi di Turki pindah ke kota Kobane atau Ayn al-Arab untuk membantu teman-teman mereka di kota itu melawan kelompok milisi yang menamakan dirinya Negara Islam, sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Sebelumnya, Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok milisi yang telah berjuang untuk wilayah otonom di Turki selama beberapa dekade terakhir, meminta semua orang Kurdi untuk melawan ISIS.
Sejauh ini, setidaknya ada satu juta pengungsi Suriah di Türkiye. Mereka melarikan diri ketika pemberontakan melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad dimulai tiga tahun lalu.
Kedatangan orang Kurdi baru-baru ini dari Suriah ke Turki telah memenuhi beberapa sekolah di kota-kota dekat perbatasan.