Perdana Menteri Thiland Prayuth Chan-ocha telah meminta maaf setelah dikritik karena menyatakan bahwa turis berbikini mungkin lebih rentan terhadap serangan.
Permintaan maaf perdana menteri disampaikan pada konferensi pers di Bangkok.
“Saya minta maaf jika pernyataan saya menyakiti orang,” kata Jenderal Prayuth Chan-ocha, Kamis (18/09), seperti dikutip kantor berita AFP.
Dia meminta maaf setelah Inggris menyatakan keprihatinannya atas komentarnya yang menyatakan bahwa wanita cantik membahayakan diri mereka sendiri dengan mengenakan pakaian tertentu.
“Kami harus memahami mereka (turis). Mereka menganggap Thailand indah dan aman. Mereka bisa memakai apapun yang mereka mau, memakai bikini di mana saja,” kata perdana menteri, seperti dilaporkan kantor berita Reuters.
“Tapi saya ingin bertanya kepada mereka, apakah menurut mereka aman memakai bikini di Thailand? Kecuali turisnya tidak menarik.”
Pernyataan itu dikeluarkan beberapa hari setelah dua turis Inggris, Hannah Witheridge, 23, dan David Miller, 24, ditemukan tewas di pantai Koh Ta.
Sementara itu, polisi Thailand mengatakan mereka kesulitan menemukan pembunuh dua warga negara Inggris tersebut setelah DNA dari tempat kejadian tidak cocok dengan para tersangka.
Dua bersaudara asal Inggris, Christopher dan James Ware, telah diinterogasi oleh polisi namun pihak berwenang sekarang mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan mereka.
Polisi juga tidak menemukan bukti yang menunjukkan keterlibatan para tersangka asal Myanmar yang semula diduga kuat membunuh Hannah Witheridge dan David Miller.