Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari menyayangkan ketidakhadiran Iran dalam konferensi internasional yang digelar untuk menghadapi ancaman kelompok milisi Daulah Islamiciyah atau ISIS.
“Kami percaya bahwa semua negara di dunia prihatin dengan bahaya terorisme,” katanya, seraya menambahkan bahwa keputusan untuk tidak memasukkan Iran sangat disayangkan.
Al-Jaafari kemudian menyatakan bahwa dia tidak mengharapkan pasukan asing terlibat dalam pertempuran di Irak atau Suriah.
Beberapa tokoh seperti Presiden Irak Fuad Masum dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov terlihat menghadiri konferensi tersebut. Namun, delegasi Iran dan Suriah tidak terlihat.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan AS belum meminta Iran untuk bekerja sama dalam perang melawan ISIS. AS, tambah Kerry, juga tidak akan meminta bantuan Suriah.
Namun, pernyataan tersebut secara tidak langsung dibantah oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Pada Senin (15/09), Khamenei mengaku AS telah meminta Iran untuk bekerja sama melalui Duta Besar AS untuk Irak.
“Saya bilang tidak karena tangan mereka kotor,” kata Khamenei. AS, lanjutnya, mencari pembenaran di Irak dan Suriah seperti halnya di Pakistan yang membom di mana-mana tanpa izin.
Mendukung
Sementara itu, AS mengatakan telah melancarkan serangan udara di barat daya Bagdad pada Senin (15/09) untuk mendukung pasukan Irak yang diserang oleh milisi ISIS.
Pejabat AS mengatakan serangan itu mencerminkan keputusan Presiden Barack Obama untuk menyerang posisi ISIS di mana pun mereka berada.
Serangan udara AS ke Irak sebelumnya dilakukan untuk melindungi kepentingan AS, membantu pengungsi Irak, dan mengamankan infrastruktur.