Jakarta, Pahami.id —
Cina berusaha sekuat tenaga mengatasi ancaman krisis kependudukan di tengah rendahnya angka kelahiran.
Dua sumber pemerintah mengatakan Tiongkok akan meningkatkan kebijakan untuk mendukung jumlah kelahiran.
Mereka juga mengatakan pemerintah mempunyai rencana rinci untuk mendukung populasi lansia di Tiongkok yang terus bertambah.
“[China akan] berusaha untuk mewujudkan masyarakat ramah kelahiran dan mendorong pembangunan populasi yang seimbang dalam jangka panjang,” kata mereka ReutersSelasa (5/3).
Menurut laporan pemerintah, mereka juga akan mengembangkan fasilitas penitipan anak untuk mengurangi biaya persalinan, penitipan anak, dan pendidikan.
Dalam laporan kerja terpisah dari Perdana Menteri Li Qiang, Tiongkok menyatakan akan memperbaiki kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran.
“Dengan memperbaiki kebijakan cuti orang tua, memperbaiki mekanisme pembagian biaya tenaga kerja dengan pemberi kerja dan meningkatkan pasokan layanan penitipan anak,” menurut laporan tersebut.
Rencana baru Tiongkok ini muncul ketika angka kelahiran dan pernikahan menurun drastis, sementara jumlah orang lanjut usia meningkat pesat.
Beberapa orang percaya bahwa rendahnya angka kelahiran adalah akibat dari kebijakan wajib satu anak di Tiongkok pada tahun 1980-2015.
Saat itu, pemerintah Tiongkok juga menghukum perempuan yang memiliki anak lebih dari jumlah tersebut. Hal ini menimbulkan trauma bagi mereka.
Selain itu, perempuan enggan mempunyai anak karena mahalnya biaya hidup.
(membaca)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);