Jakarta, Pahami.id —
Pangeran William mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan meningkatnya anti-Semitisme di Inggris. Insiden anti-Semitisme dan kebencian anti-Muslim tercatat meningkat di Inggris sejak invasi Israel ke Palestina pada 7 Oktober 2023.
Kekhawatiran itu diungkapkan William saat mengunjungi Sinagoga Marmer Barat di London, Kamis (29/2). Ini adalah penampilan publiknya setelah tiba-tiba membatalkan penampilannya beberapa hari lalu karena “alasan pribadi”.
Di sana, ia bertemu dengan para penyintas Holocaust. Berbicara kepada generasi muda, William mengatakan anti-Semitisme “tidak mempunyai tempat di masyarakat dan akan terus mengatakan hal yang sama.”
“Catherine dan saya sangat prihatin dengan meningkatnya anti-Semitisme yang Anda bicarakan dengan jelas hari ini, dan saya sangat menyesal Anda harus mengalaminya,” kata William, seperti dilansir AFP.
“Hal itu tidak mendapat tempat di masyarakat dan tidak boleh terjadi. Itu sebabnya saya di sini hari ini untuk meyakinkan Anda semua bahwa masyarakat peduli dan mendengarkan,” tegasnya.
Selama kunjungannya, William mengenakan kippah, topi tradisional Yahudi. Dia bertemu dengan para penyintas Holocaust dan mendengar para pelajar Yahudi menceritakan “ledakan” anti-Semit, termasuk ancaman pembunuhan dan serangan.
Kunjungan tersebut terjadi sehari setelah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Rabu (27/2) mengumumkan pendanaan baru sebesar £54 juta untuk melindungi komunitas Yahudi setelah angka menunjukkan insiden anti-Semit mencapai rekor tertinggi di Inggris pada tahun 2023.
Pernyataan itu disampaikan William sekitar sepekan setelah pertama kali mengomentari konflik yang menyita perhatian dunia, yakni invasi tentara Israel ke Palestina.
Ia pada Selasa (20/2) menyerukan segera diakhirinya perang di Jalur Gaza karena meningkatnya jumlah korban jiwa. Permohonan itu disampaikan saat William mengunjungi Palang Merah London.
“Skala penderitaan manusia (di Gaza) telah mendorong perdamaian di wilayah di mana terlalu banyak orang yang terbunuh,” kata William.
“Terkadang, hanya ketika dihadapkan pada besarnya penderitaan manusia barulah kita menyadari pentingnya perdamaian abadi,” tambah pewaris takhta Inggris itu.
Pernyataan ini merupakan kali pertama seorang anggota Keluarga Kerajaan Inggris menanggapi agresi brutal Israel di Jalur Gaza Palestina. Keluarga Kerajaan Inggris tidak mengomentari konflik internasional.
(AFP/Kris)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);