Jakarta, Pahami.id –
Badan Meteorologi Jepang bertanya kepada masyarakat setempat Gunung Sakurajima mengenakan alat pelindung diri saat gunung tersebut meletus pada Minggu (16/11) pagi.
Peringatan tersebut dikeluarkan seiring dengan perkiraan hujan abu yang akan turun di beberapa wilayah di prefektur Kagoshima, tempat gunung tersebut berada.
Menurut media lokal seperti diberitakan Waktu Jepangdiperkirakan hujan abu akan terjadi di beberapa wilayah di Kagoshima, Kumamoto dan Miyazaki.
“Di wilayah yang berpotensi menerima hujan abu dalam jumlah sedang, harap menggunakan pelindung seperti payung atau masker, dan berkendara dengan kecepatan rendah,” kata Badan Meteorologi Jepang.
Gunung Sakurajima di prefektur Kagoshima, barat daya Jepang, meletus Minggu dini hari (16/11). Letusan tersebut mengeluarkan asap dan abu sekitar 4.400 meter ke udara.
Badan Meteorologi Jepang menyatakan letusan terjadi di Kawah Minamidake sekitar pukul 00.57 waktu setempat dan disusul beberapa letusan susulan.
Letusan Gunung Sakurajima hari ini terjadi setelah meletus pada 18 Oktober 2024.
Letusan ini menyebabkan batuan vulkanik dalam jumlah besar terlontar ke stasiun kelima, namun aliran piroklastik tidak terdeteksi. Tingkat kewaspadaan berada pada tingkat tiga pada skala lima, yang berarti akses ke gunung tersebut dibatasi.
Sakurajima adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Jepang, terhubung dengan Semenanjung Osumi di Kyushu, pulau utama di barat daya Jepang. Gunung ini dulunya adalah sebuah pulau, tetapi aliran lava pada tahun 1914 menciptakan jalur darat menuju semenanjung tersebut.
Pada 13 September 2016, tim ahli dari Universitas Bristol dan Pusat Penelitian Gunung Api Sakurajima di Jepang memperkirakan gunung berapi tersebut dapat mengalami letusan besar dalam waktu 30 tahun; Sejak itu, dua letusan telah terjadi.
(awal/akhir)

