Jakarta, Pahami.id –
Pidato Presiden Irlandia Michael Higgins tentang Holocaust memicu kemarahan populasi Yahudi. Mereka menuduh Higgins Bencana.
Kepala Rabi Irlandia Yoni Wieder mengatakan peringatan Holocaust nasional Irlandia haruslah saatnya untuk memperingati mereka yang menderita di bawah Nazi.
“Sangat membuat frustrasi bahwa Presiden Higgins memilih untuk mempolisikannya dengan menyoroti perang dan mempertanyakan tanggapan Israel terhadap kekejaman pada 7 Oktober,” kata Wieder dalam sebuah pernyataan kepada AfpSenin (1/27).
Menurutnya, tidak mengherankan bahwa beberapa orang hadir untuk menunjukkan penolakan mereka dengan pidato Higgins.
Wieder mengatakan ada orang yang keberatan untuk membungkam untuk tidak mengganggu acara tersebut. Dia juga mengkritik bahwa beberapa peserta dikeluarkan oleh petugas untuk memprotes Higgins.
“Fakta bahwa beberapa orang dianiaya dan diseret keluar dari ruangan dengan kekerasan memalukan, yang tidak dapat diizinkan sama sekali,” katanya.
Minggu lalu (1/26), Higgins menyampaikan pidato utama di acara menjelang ulang tahun Holocaust International. Acara ini menandai peringatan ke -80 Kamp Kematian Auschwitz.
Dalam pidatonya, Higgins berbicara tentang konflik Gaza. Dia mengatakan perjanjian gencatan senjata yang baru dengan Hamas baru -secara terburuk akan disambut oleh ribuan orang yang mencari kerabat di reruntuhan Gaza.
Pernyataan itu mendorong beberapa dari 300 peserta untuk pergi sebagai bentuk protes. Beberapa orang dipaksa untuk dibebaskan dari kamar oleh petugas keamanan.
Salah satu pengunjuk rasa bernama Lior Tibet merasa pidatonya mengerikan. Dia adalah salah satu dari mereka yang dikeluarkan dari kamar oleh petugas.
“Saya terkejut, aspek fisik apa yang terjadi, tetapi saya tidak terkejut Irlandia tidak menghormati orang -orang Yahudi,” kata pria dari Israel yang tinggal di Dublin selama tujuh tahun.
Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Harris membela Higgins. Pernyataan Presiden dengan jelas mengutuk pembantaian orang -orang Yahudi selama Holocoust.
“Saya pikir presiden sangat jelas tentang masalah -masalah tertentu Holocaust dan kritik mutlaknya terhadap horor, pembunuhan orang -orang Yahudi,” kata Harris.
“Tapi, saya pikir (Higgins) secara akurat menyebutkan situasi di Timur Tengah, juga menyerukan tebusan untuk dibebaskan,” katanya kepada wartawan.
Pada Mei 2024, Irlandia bersama dengan Spanyol dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina termasuk Gaza dan Tepi Barat.
Setelah pengakuan status Palestina, hubungan antara Irlandia dan Israel telah memburuk. Israel juga mengeluarkan duta besarnya, lalu menutup kedutaannya di Dublin.
(PTA/PTA)