Site icon Pahami

Berita Warga Ogah Pindah dari Florida Meski Dihantam Bencana Alam Terus


Jakarta, Pahami.id

Sebagian warga Florida, Amerika Serikat tak mau pindah meski daerahnya terkena dampak Badai Milton dalam beberapa hari terakhir. Mereka terlalu cinta dengan keindahan Florida.

Kristin Hale, warga berusia 42 tahun, mengaku lelah dan takut dengan badai. Namun, dia menolak pindah dari domisilinya di Siesta Key.


“Saat Anda tinggal di surga, itulah yang Anda terima,” ujarnya seperti dilansir AFP, Sabtu (12/10). “Kami memiliki beberapa pantai terbaik di dunia, sungguh menakjubkan. Kami diberkati.”

Warga Sarasota, Victoria Thoma, juga bersikukuh tidak ingin meninggalkan Florida. Wanita berusia 49 tahun asal Rusia ini telah tinggal di Amerika Serikat selama kurang lebih satu dekade.

Ia mengaku bahagia tinggal bersama suami dan delapan anaknya di kawasan itu. Menurutnya, tidak ada yang bisa menggantikan perasaan tinggal di dekat air.

“Tempat ini ajaib,” kata Victoria.

[Gambas:Video CNN]

Florida adalah sebuah negara bagian yang terletak di Amerika Serikat bagian tenggara. Daerah ini diketahui rentan terhadap bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut dan badai yang kuat.

Dalam dua bulan terakhir, ada tiga badai yang melanda Florida. Sebelum Milton, ada badai Debby dan Helene.

Biaya asuransi rumah di Florida sangat tinggi karena kerentanannya yang sangat besar. Penduduk Florida harus membayar sekitar US$10.996 atau sekitar Rp171 juta per tahun untuk asuransi rumahnya. Jumlah tersebut setara dengan 421 persen rata-rata biaya asuransi rumah nasional.

Meski begitu, daya tarik Florida belum pudar. Negara bagian ini tetap menjadi kabupaten terpadat ketiga di Amerika Serikat. Faktanya, Florida menempati urutan kedua dalam kategori negara bagian dengan penduduk baru terbanyak pada tahun 2023.

Warga Chicago Andy Johnson datang ke Sarasota, Florida setelah Badai Milton. Dia datang mengunjungi keluarganya. Dia terkejut dengan kerusakan yang terjadi di daerah tersebut.

“Sangat menakutkan bagi seseorang yang belum pernah mengalami hal seperti ini,” kata Andy.

“Tetapi orang-orang di sini kuat. Bahkan dengan semua ini terjadi, seperti yang dikatakan saudara laki-laki saya, ‘Ini lebih baik daripada menyekop salju di utara.’ “Jadi mereka membangun kembali setiap saat,” katanya.

(df/akhir)



Exit mobile version