Jakarta, Pahami.id —
Penduduk di seluruh Libanon dihantui ketakutan setelah serangkaian perangkat elektronik meledak, menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya.
Nabih Bulos, seorang jurnalis Timur Tengah yang menjabat sebagai kepala biro Timur Tengah Los Angeles Times, mengatakan kepada CNN bahwa masyarakat Lebanon kini berhati-hati dengan alat komunikasi yang mereka gunakan sehari-hari.
Berbagai rumor bermunculan yang menghimbau masyarakat untuk segera mematikan perangkatnya.
“Sekadar memberikan gambaran tentang rumor yang kami dengar, ada banyak pesan yang beredar meminta orang untuk mematikan router wi-fi mereka atau melepas baterai dari perangkat tertentu,” kata Bulos. CNN.
“Ada ketakutan nyata terhadap apa yang mereka miliki di rumah,” lanjutnya.
Menurut Bulos, masyarakat Lebanon khawatir akan terjadi serangan lagi di negaranya pada Kamis ini, setelah ledakan alat elektronik terjadi selama dua hari berturut-turut.
Lebanon diguncang ledakan mematikan setelah ribuan pager dan perangkat elektronik seperti walkie-talkie, radio, dan perangkat bertenaga surya meledak secara bersamaan selama dua hari berturut-turut. Ledakan terjadi pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).
Sebanyak 12 orang tewas dan 2.800 orang luka-luka akibat ledakan pager pada Selasa. Sementara itu, 20 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka akibat ledakan berbagai alat elektronik, terutama walkie-talkie, pada Rabu lalu.
Rentetan ledakan terjadi di pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh di sebelah timur lembah Bekaa. Daerah-daerah tersebut merupakan markas kelompok milisi Hizbullah.
Sebagian besar korban ledakan pager adalah anggota Hizbullah. Namun, beberapa di antaranya juga mencakup warga sipil seperti anak-anak dan tenaga medis. Duta Besar Iran untuk Lebanon juga terluka dalam serangan itu.
Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan itu. Seorang pejabat senior keamanan Lebanon juga mengatakan badan intelijen Israel Mossad telah menanam bahan peledak di 5.000 pager yang diimpor oleh Hizbullah dari sebuah perusahaan Taiwan.
Terkait ledakan ini, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant tidak menyebut secara jelas kejadian tersebut. Namun, ia berbicara tentang “era baru” dalam perang yang sedang terjadi di negaranya.
“IDF membawa pencapaian yang luar biasa, bersama Shin Bet, bersama Mossad, semua lembaga dan semua kerangka dan hasilnya adalah hasil yang sangat mengesankan,” kata Gallant saat berkunjung ke pangkalan Angkatan Udara Ramat-David di Israel utara, Rabu (18/9), dikutip dari CNN.
(blq/dna)