Jakarta, Pahami.id —
Di tengah blokade Israel untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gazabeberapa negara harus mengirimkan bantuan melalui udara menggunakan pesawat terbang.
Sejauh ini Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Prancis, dan Amerika Serikat telah berkoordinasi dengan Israel untuk mengirimkan bantuan ke beberapa tempat di Gaza.
Minggu (3/3) lalu, AS mengirimkan 30.000 bahan pangan ke Gaza menggunakan tiga pesawat militer. Penyaluran bantuan ini bekerjasama dengan Angkatan Udara Yordania.
Sebagian warga Palestina di Gaza mengatakan jumlah bantuan yang diberikan melalui jalur udara terlalu kecil dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat yang kelaparan di Gaza.
“Percuma,” kata warga Palestina di Gaza selatan, Ahmad Mansour Mata Timur Tengah.
“Banyak bantuan yang jatuh ke laut atau ke wilayah yang dikuasai tentara Israel. Ada ribuan orang yang berlari menuju paket bantuan. Mereka mempermainkan kami,” kata Mansour.
Dalam sepekan terakhir beredar video yang memperlihatkan ribuan warga Palestina berkumpul di tepi pantai Gaza, menyaksikan paket bantuan kemanusiaan mendarat di laut.
Ada pula warga yang harus berenang atau menggunakan perahu kecil untuk mendapatkan pertolongan.
Ibu tiga anak yang tinggal di Gaza selatan, Samah Al-Kahlout mengatakan, dia tidak akan mendapat kesempatan menerima bantuan apa pun jika bantuan diberikan seperti itu.
“Ketika saya mendengar Jordan akan memberikan bantuan, saya terus berlari. Anak-anak saya sudah lama tidak mendapatkan makanan yang layak,” katanya.
Ibu berusia 37 tahun itu harus pergi sendiri untuk mencari pertolongan, karena suaminya terluka.
“Saya tidak bisa berlari cukup cepat untuk mendapatkan paket bantuan. Saya bahkan tidak bisa berenang. Saya akhirnya hanya berdiri di sana menyaksikan orang-orang berlomba-lomba mendapatkan makanan untuk keluarga mereka. Saat ini, kelangsungan hidup adalah untuk yang terkuat,” katanya.
Warga Palestina lainnya juga mengecam ironi pengiriman bantuan dari AS, yang sebaliknya terus secara agresif mendukung Israel dan bahkan memasok senjata ke Negara Zionis.
“Melihat bantuan datang dari AS adalah sebuah lelucon. Mereka menjatuhkan bantuan di utara dan membantu memasok bom ke Israel untuk dijatuhkan di wilayah kami. Apakah mereka memberi kami makan hari ini sehingga mereka dapat menemukan lebih banyak orang untuk dibunuh besok,” kata warga Yossef Abed.
Semakin banyak warga Palestina yang merasa tidak aman berkumpul untuk mengumpulkan bantuan yang dikirimkan melalui udara, karena takut ditembak atau dibunuh oleh pasukan Israel.
Hal ini terjadi setelah minggu lalu, ketika lebih dari 100 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka, ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke konvoi truk bantuan di Jalan al-Rasheed di Kota Gaza.
Hingga saat ini, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan, dimana banyak warga termasuk perempuan dan anak-anak menderita kekurangan gizi akibat blokade Israel.
Jumlah korban tewas juga meningkat akibat genosida Israel. Selama lima bulan invasi Israel yang dimulai pada tanggal 7 Oktober, hampir 31.000 warga Palestina telah terbunuh.
(DNA/DNA)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);