Jakarta, Pahami.id —
orang-orang Palestina di Semenanjung Gaza dilaporkan terpaksa makan rumput karena krisis pangan yang parah akibat invasi Israel.
ActionAid melaporkan bahwa masyarakat Gaza semakin sulit mendapatkan bantuan kemanusiaan karena serangan Israel yang tiada henti, yang kini mulai menyasar Rafah.
Rafah adalah ujung selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Daerah tersebut merupakan lokasi pengungsian bagi sekitar 1,3 juta warga Gaza dan merupakan pintu gerbang bantuan kemanusiaan.
“Masyarakat sekarang sangat putus asa sehingga mereka memakan rumput sebagai upaya terakhir untuk menghindari kelaparan,” kata koordinator advokasi dan komunikasi ActionAid Palestina, Riham Jafari.
Dalam laporannya, ActionAid juga memperingatkan bahwa serangan Israel yang menargetkan Rafah akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi jutaan warga sipil yang mencari perlindungan di sana.
Salah satunya, warga berpotensi tertular penyakit menular karena ratusan orang menggunakan toilet yang sama.
“Semua orang di Gaza kini kelaparan, dan masyarakat hanya mendapatkan 1,5 hingga 2 liter air tidak aman per hari untuk memenuhi semua kebutuhan mereka,” lapor ActionAid, seperti dikutip Pemantau Timur TengahSabtu (10/2).
Selain itu, warga juga tidak mempunyai pakaian yang cukup untuk menghindari cuaca dingin dan hujan.
“Kami sangat prihatin dengan laporan kemungkinan invasi darat di Rafah dan peningkatan serangan udara di wilayah tersebut. Mari kita perjelas: setiap peningkatan serangan di Rafah, tempat lebih dari 1,4 juta orang mengungsi, akan menjadi bencana besar. Jika tidak , apakah penduduk Gaza akan kelelahan dan kelaparan harus pergi?” ujar Jafari.
Invasi Israel ke Gaza sejauh ini telah menewaskan 27.947 orang. Lebih dari 12 ribu di antaranya adalah anak-anak dan 8.190 adalah perempuan.
Menurut laporan PBB, serangan Israel ke Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduknya mengungsi di tengah krisis pangan, air bersih, dan akses terhadap kesehatan. Sebanyak 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut juga rusak atau hancur akibat invasi militer.
Situasi yang sudah mengkhawatirkan ini diperburuk dengan rencana Israel menyerang Rafah.
Pada Kamis (8/2), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan tentara untuk merencanakan “evakuasi penduduk Palestina” dari ujung selatan Gaza.
Menurut laporan Al Jazeera Arab, sedikitnya 15 orang tewas dan dalam serangan yang menargetkan perumahan di Rafah pada Sabtu dini hari.
Sebanyak tujuh orang juga tewas akibat serangan Zionis terhadap sebuah rumah di Al Nasr, provinsi tetangga Rafah.
(blq/mikrofon)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);