Jakarta, Pahami.id –
Presiden Republik Indonesia Prabu Subianto meresmikan Jembatan Kabanaran, Rabu (19/11), disambut haru dan antusias warga sekitar yang menyaksikan.
Jembatan strategis yang menghubungkan wilayah selatan DIY di Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul, kini resmi beroperasi dan menjadi infrastruktur penting di jalur Pantai Selatan Jawa (Pansela).
Bagi warga sekitar, kehadiran Prabowo yang turut meresmikan jembatan ini menjadi momen yang sangat dinantikan.
Salah satunya Isnoviani, warga Bantengan, Brosot, Galur, Kulon Progo. Ia tak menyangka bisa melihat langsung orang nomor satu di Indonesia itu.
Terima kasih Pak Presiden sudah berkunjung ke sini dan meresmikan jembatan ini. Semua warga di sini senang sekali bisa bertemu Pak Presiden, bisa melihat langsung Pak Presiden, ujarnya saat ditemui di lokasi.
Isnoviani yang setiap hari melintasi kawasan itu merasakan manfaat besar dengan hadirnya jembatan Banaran.
Ia menggambarkan jalan baru ini mempersingkat waktu tempuh warga, terutama pengemudi yang harus memutar jauh melalui jalur pantai.
“Menurut saya jalan ini bisa sangat membantu, yang awalnya tidak lewat jalan ini langsung menuju pantai dan sekarang sudah ada jalan setapak,” kata Isnoviani.
Bagi warga, kehadiran jembatan ini bukan hanya soal jarak yang lebih pendek, tapi juga kenyamanan dan peluang ekonomi baru. Dengan akses yang lebih cepat ke wilayah Bantul dan pesisir timur, dampak jangka panjang terhadap pergerakan masyarakat dan sektor pariwisata diperkirakan akan signifikan.
“Manfaatnya banyak, selain cepat, nyaman, bisa kemana-mana ya, perekonomian cukup baik di jembatan ini, menghubungkan Kulon Progo dan Bantul. Kalau ke timur banyak pantainya, jadi salah satu caranya, bisa ke pantai mana saja,” jelasnya.
Prabowo meresmikan penggunaan Jembatan Kabanaran yang menghubungkan wilayah Selatan DIY yakni Kabiliti Kulonprogo dengan Kabupaten Bantul, serta menjadi infrastruktur strategis di jalur Pantai Selatan Jawa (Pansela).
Kehadiran jembatan ini diharapkan dapat memperlancar arus transportasi, mengurangi kemacetan dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Jawa.
Tak hanya unggul secara struktural, Jembatan Kabanaran juga memadukan unsur budaya melalui unsur pegunungan, rumah joglo, dan motif batik dalam desain arsitekturnya.
Jembatan Kabanaran berhasil meraih rekor Muri sebagai jembatan terpanjang di Yogyakarta yang menggunakan material baja bergelombang atau lembaran baja yang dibentuk bergelombang untuk menambah kekuatan dan kekakuannya.
(Wow)

