Medan, Pahami.id —
pemerintah Kota MedanSumatera Utara (Sumut) memastikan tidak ada pertunjukan kembang api pada malam tahun baru 2026. Keputusan ini diambil sebagai bentuk empati terhadap masyarakat di beberapa daerah yang masih dilanda kesedihan akibat bencana alam.
Wali Kota Medan, Rico Waas mengatakan, perayaan tahun baru hendaknya dilakukan secara sederhana dan memiliki kepekaan sosial.
“Sambut dengan cara yang sederhana, karena masih banyak saudara kita yang masih mengalami kesulitan, maka kita perlu meningkatkan rasa empati kita,” kata Rico, Selasa (30/12).
Ia mengajak masyarakat untuk beribadah bersama di malam tahun baru. Menurutnya, kegiatan ini dapat menjadi ruang refleksi dan mempererat persatuan antar warga dalam membangun Kota Medan.
“Penting bagi kita untuk bercermin dan bercermin pada diri sendiri, karena masih banyak kekurangan dan kita masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kita hanya bisa berdoa semoga Allah SWT tidak memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, penutupan tahun tidak boleh dilakukan dengan hype atau hiburan berlebihan. Padahal, menurut Rico, doa dan kepedulian sosial mempunyai makna yang lebih dalam.
“Menutup tahun bukan dengan kegembiraan atau kembang api, tapi dengan doa, zikir dan doa,” ujarnya.
Rico juga menyinggung situasi beberapa daerah yang masih berjuang untuk pulih pasca bencana. Hal ini, kata dia, menjadi alasan kuat untuk mengedepankan empati dan kebersamaan.
“Kita disadarkan bahwa tanpa pertolongan Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya sudah sepantasnya kita akhiri tahun ini dengan pasrah dan berdoa untuk keselamatan semua,” ujarnya.
Selain itu, Rico mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mempererat tali persaudaraan dan bersinergi menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks.
“Kalau Medan dibangun, bangunlah bersama-sama. Inilah arti Medan bagi kita semua dan bagi Medan semua,” tegasnya.
Rico kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak merayakan malam tahun baru secara boros, melainkan memilih kegiatan yang lebih bermakna dan penuh kepedulian sosial.
“Situasi kita saat ini masih memerlukan kepekaan sosial. Mari kita tutup tahun ini dengan doa dan kepedulian terhadap sesama,” ujarnya.
Selain Medan, beberapa kota – antara lain Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar – juga membatalkan pertunjukan kembang api di malam tahun baru. Hal itu dilakukan sebagai bentuk empati terhadap bencana hidrometeorologi banjir dan longsor yang terjadi secara sporadis di tiga wilayah Pulau Sumatera – Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat (Sumbar) – pada akhir November lalu.
Penanggulangan bencana dan pencarian korban telah dilakukan selama sebulan terakhir.
(fnr/anak)

