Jakarta, Pahami.id —
Walikota semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) angkat bicara soal itu banjir di kota yang belum surut hingga Rabu (13/3) malam. Hujan deras masih mengguyur sehingga menimbulkan genangan di beberapa titik.
Ita mengungkapkan, Pemkot Semarang dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana terus berupaya menangani banjir.
Banjir masih terjadi di sejumlah wilayah di Kecamatan Pedurungan, yakni Jalan Parang Sarpo, Jalan Parang Baris, Tlogosari Kulon, dan Muktiharjo Kidul. Kemudian di Kecamatan Agenuk berada di Jalan Gebang Anom, Gebangsari, dan Muktiharjo Lor serta Jalan Pantura Raya Kaligawe atau lebih tepatnya di depan Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI).
Kini masyarakat Genuk memahami bahwa domain penanganan banjir khususnya Kaligawe berada di kawasan BBWS Pemali Juana, kata Ita dalam keterangannya dikutip dari Momen Tenggara.
<!–
/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>
“Di Tenggang (sungai) airnya masih antri sehingga di Muktiharjo Lor dan Muktiharjo Kidul masih terjadi banjir, tapi kalau dilihat dampaknya hanya di jalan raya saja tidak masuk ke perumahan,” lanjutnya.
Selain jangka pendek, Pemkot Semarang juga berupaya menyikapi jangka panjang melalui proses persetujuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Kawasan yang telah disetujui untuk pengelolaan banjir jangka panjang adalah kawasan Gebang Anom, Kampung Gebangsari.
Sedangkan jembatan Nogossoro sedang dalam proses lelang berdasarkan keputusan TAPD. Selebihnya di Parang Sarpo dan Parang Baris masuk dalam pembahasan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD).
“Sekarang yang bisa dilakukan di Gebang Anom, prosesnya dilakukan di sana karena menunggu lelang lokasi TPA dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang,” ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang Iswar Aminuddin menambahkan, pengerjaan Jalan Gebang Anom akan dilakukan secara kolaboratif oleh DPU Kota Semarang dan Disperkim Kota Semarang.
Pengerjaan proyek ini akan menggunakan dana yang dialokasikan dari Bantuan Tidak Dijakka (BTT) karena proses pekerjaan ketinggian jalan akan segera dilakukan dan menghindari proses lelang.
Sedangkan untuk Jalan Parang Sarpo dan Jalan Parang Baris sepertinya akan dilakukan perubahan anggaran, jelasnya.
Kepala BBWS Pemali Juana Harya Muldianto berpendapat perlunya peningkatan kapasitas pompa untuk mengatasi banjir. Menurut Harya, kapasitas pompa budi tidak mampu menampung beban banjir dari hulu.
“Di Rumah Pam Tenggang ada enam pompa, dua istirahat, empat kita operasikan, Srigin juga mengoperasikan empat dari lima pompa, di Pasar Waru ada satu dari dua pompa,” jelas Harya.
Selain itu, lanjutnya, ada upaya pemutusan aliran yang telah dilakukan pada sistem pompa Pasar Waru, Kebo, dan Muktiharjo yang dialihkan ke Kanal Banjir Timur. Hal ini untuk mengurangi beban banjir di Rumah Pompa Sungai Tenggang.
“Di belakang Terboyo, tepatnya di belakang RSI Sultan Agung juga ada dua unit termasuk di sepanjang Jalan Kaligawe, kami juga menyiapkan pompa kecil untuk menyedot air di jalan tersebut. Masih memakan waktu karena sempat tertunda sehingga muncul genangan air,” ujarnya.
Selain banjir, Semarang juga terancam longsor dan pohon tumbang di beberapa tempat akibat hujan deras. Beberapa titik longsor antara lain Jl Srikaton Barat, Kampung Bendungan, dan Kampung Candi.
(sfr)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);