Site icon Pahami

Berita Wakil Kepala BGN Ancam Suspensi SPPG Banyumas yang Belum Kantongi SLHS

Berita Wakil Kepala BGN Ancam Suspensi SPPG Banyumas yang Belum Kantongi SLHS


Jakarta, Pahami.id

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang memberikan teguran keras kepada pengurus Unit Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Banyumas. Mereka diminta segera menunjukkan Surat Keterangan Higiene Sanitasi (SLHS) ke layanan kesehatan dalam waktu satu bulan, atau mereka akan terancam skorsing.

Peringatan tersebut disampaikan pada acara koordinasi dan evaluasi program makan bergizi gratis bersama Forkompimda, Kasatpel, Yayasan, Rakan, Korwil, Korcam, dan Kepala SPPG di kawasan eks Karesidenan Banyumas, di Hotel Aston Purwokerto, Kamis (4/12).

“Saya kasih waktu sebulan untuk mendaftar ke dinas kesehatan. Kalau sebulan belum mendaftar, nanti saya gantungtegasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12).


Peringatan ini muncul karena SPPG di Kabupaten Banyumas tertinggal jauh dari kabupaten lain di bekas pemukiman Banyumas, antara lain Banjarnegara, Purbalingga, dan Cilacap.

Data Deputi Bidang Pengawasan dan Pengawasan menunjukkan kesenjangan yang signifikan. Kabupaten Banjarnegara mempunyai 46 SPPG Operasional dan seluruhnya telah memiliki SLHS.

Prestasi serupa juga dibukukan Purbalingga dengan terkonfirmasinya 54 SPPG Pengoperasian, meski dua SPPG lain yang masih dalam persiapan sudah mendapatkan SLH. Cilacap, dari 95 SPPG yang beroperasi, 44 di antaranya sudah memiliki sertifikat.

Situasi berbeda terlihat di Banyumas. Dari 116 SPPG yang sudah beroperasi, hanya 15 yang memenuhi syarat SLHS dari 98 SPPG yang terdaftar. Yang lebih memprihatinkan, 48 SPPG lainnya tidak pernah terdaftar sama sekali.

“Apa ini? Dari 98 yang mendaftar, kok yang lolos hanya 15 SPPG, sedangkan 48 lainnya tidak pernah mendaftar,” kata Nanik yang juga mantan jurnalis senior itu saat menegur rekanan, yayasan, dan Ketua SPPG Kabupaten Banyumas.

Ia menegaskan, tidak ada alasan untuk menunda pendaftaran SLHS. Dalam rapat Tim Koordinasi Kementerian dan Lembaga pelaksanaan program MBG, Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa proses perolehan sertifikat ini tidak dipungut biaya. Biaya yang dikenakan hanya untuk pengambilan dan pengujian sampel berkisar antara 1 hingga 2 juta rupiah.

Di sisi lain, Nanik menyampaikan apresiasi kepada pimpinan dan mitra SPPG di Banjarnegara dan Purbalingga yang telah mendapatkan SLH untuk dapur MBGnya.

“Kalau begitu, aku akan mentraktirmu membeli Sroto ya…,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah penonton.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi juga mengajak para peserta untuk mendoakan keselamatan petugas SPPG yang bertugas di Nangro Aceh Darussalam, Sumut, dan Sumbar yang saat ini terdampak bencana banjir.

Dalam kondisi darurat ini, SPPG di tiga wilayah tetap beroperasi dengan mengubah dapur MBG menjadi dapur umum untuk melayani masyarakat terdampak.

Namun, tugas ini bukannya tanpa risiko. Seorang ahli gizi di Sigli tersengat listrik saat bertugas, dan seorang asisten lapangan berhasil diselamatkan. Petugas SPPG di Aceh Tengah yang terjebak di lokasi banjir pun akhirnya mendapat pertolongan.

“Kami berdoa semoga bencana ini cepat mereda, cepat pulih, dan anak-anak kita tetap sehat dan selamat,” kata Nanik.

(RIR)


Exit mobile version