Site icon Pahami

Berita Ujian Semester SD-SMP di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Ditunda

Berita Ujian Semester SD-SMP di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Ditunda


Jakarta, Pahami.id

Pelaksanaan Ujian Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026 bagi SD dan SMP di Daerah Terdampak Banjir bandang dan longsor Sumatera Barat (Sumbar) yang seharusnya digelar pada bulan ini harus ditunda.

“Bencana yang terjadi berdampak langsung terhadap siswa dan guru serta prasarana atau sarana pendidikan yang ada,” Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Abdul Muhari, Senin (1/12) sore.


Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sumbar Habibul Fuadi mengatakan pihaknya telah mengarahkan beberapa hal kepada kepala cabang Dinas Pendidikan Daerah I-VIII.

Pertama, para kepala cabang diminta segera mengoordinasikan dan mengarahkan seluruh kepala satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB di wilayah terdampak untuk meninjau dan menyesuaikan jadwal ujian semester ganjil tahun ajaran 2025/2026.

Kedua, penyesuaian jadwal harus memperhatikan keselamatan, kondisi fisik sarana prasarana sekolah, dan terutama kondisi psikologis serta kesiapan belajar siswa dan guru.

Selain itu, para kepala cabang diminta mengumpulkan data yang akurat dan rinci mengenai dampak bencana terhadap sektor pendidikan di wilayah kerjanya, termasuk data sarana dan prasarana, guru, tenaga kependidikan, dan siswa terdampak.

“Dinas Pendidikan Sumbar berharap laporan data dampak bencana ini sudah diterima paling lambat hari ini, Senin (1/12),” kata Muhari.

Kebijakan ini menyusul penetapan status tanggap darurat bencana yang ditetapkan Pemerintah Daerah Sumbar sesuai perintah Gubernur Sumbar, pada 25 November hingga 8 Desember 2025, serta mempertimbangkan surat edaran adaptasi kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan.

Siswa di wilayah terdampak diliburkan hingga tanggal 3 Desember 2025 sebagaimana diatur dalam surat edaran.

BNPB menyatakan beberapa sekolah masih difungsikan sebagai posko pengungsian, seperti SD 41 Lori, SDN 02 Cupak Tangah dan SMPN 29 Padang serta beberapa fasilitas pendidikan yang tersebar di Sumbar.

Selain itu, anak-anak dan guru juga ikut mengungsi akibat bencana yang melanda 13 kabupaten dan kota se-Sumbar.

Data guru dan tenaga kependidikan yang teridentifikasi di Kabupaten Agam mencatat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka, dan 5 orang hilang. Total ada 96 fasilitas pendidikan yang terdampak atau rusak, mulai ringan hingga berat, di kabupaten ini, ujarnya.

Dispensasi Akademik dan UKT

Wakil Ketua Komisi

Menurut Esti, pemerintah bisa menunda biaya sekolah atau UKT. Dia mengatakan kebijakan itu penting untuk meringankan beban mereka yang terkena dampak.

“Kami berharap pemerintah dapat memberikan dispensasi atau menunda pembayaran biaya sekolah dan SPP bagi siswa yang terdampak,” kata Esti saat dihubungi, Senin (1/12).

Esti menyampaikan belasungkawa dan keprihatinannya kepada para korban. Menurut dia, besarnya dampak bencana tidak hanya merusak infrastruktur dan pemukiman, tetapi juga mengganggu kelangsungan pendidikan ribuan siswa dan pelajar di seluruh Indonesia.

Esti meminta Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Kementerian Pendidikan Dasar melakukan pendataan nasional secara cepat dan terpadu terhadap seluruh siswa yang berasal dari daerah bencana. Termasuk dari Tapanuli Utara, Humbahas, Karo di Sumut, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Bireun hingga Lhokseumawe.

“Mahasiswa yang datang dari daerah ini harus didata dengan baik,” kata Esti.

Esti mengusulkan agar pembayaran UKT semester 2026 ditunda tanpa sanksi, termasuk pengurangan atau pengurangan UKT bagi mahasiswa dari keluarga yang kehilangan mata pencaharian.

“Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi serta Perguruan Tinggi wajib memberikan beasiswa darurat bencana bagi mahasiswa yang terdampak secara ekonomi, serta memperluas perkuliahan KIP bagi daerah terdampak,” ujarnya.

(Fra/ryn/fra)


Exit mobile version