Jakarta, Pahami.id –
Kasus pidato kebencian di India mengalami lonjakan selama setahun terakhir. Kasus ini menargetkan kelompok agama minoritas di India, Muslim dan Kristen.
Menurut laporan Kelompok Penelitian Laboratorium Kebencian India, jumlah kebencian terhadap kebencian yang menargetkan Muslim dan Kristen di India meningkat menjadi 1.165 kasus pada tahun 2024.
Jumlah ini melonjak 74 persen dari 668 kasus sebelumnya pada tahun 2023.
“Ucapan kebencian di India pada tahun 2024 mengkhawatirkan, sehubungan dengan tujuan ideologis Bharatiya Janata (BJP) dan gerakan nasionalis Hindu yang lebih luas,” kata Laboratorium Kebencian India, mengutip, mengutip CNN.
Menurut laporan, pidato kebencian di India melihat Muslim dan Kristen sebagai “orang luar”, “orang asing”, dan “penyusup” yang tidak memiliki tuntutan hukum untuk menjadi bagian dari India.
Laporan tersebut menemukan bahwa partai BJP yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi telah menyelenggarakan sekitar 30 persen peristiwa yang berkaitan dengan pidato kebencian selama setahun terakhir. Angka ini telah meningkat enam kali dari tahun sebelumnya.
Sejak Modi memutuskan, ketegangan antara kelompok -kelompok agama di India telah meningkat. Para kritikus berpikir Modi telah memicu ketegangan antara agama -agama dan memicu kekerasan terhadap Muslim dan minoritas lainnya.
Menurut para kritikus, BJP berusaha menjadikan India sebagai “tanah air” bagi umat Hindu.
Modi dan BJP telah membantah terlibat dalam diskriminasi terhadap minoritas.
“India adalah negara dengan sistem hukum yang sangat kuat dan terstruktur untuk menjaga perdamaian, ketertiban, dan memastikan tidak ada kekerasan dengan cara apa pun,” kata juru bicara nasional BJP Jaiveer Shergill.
Di India, Muslim mencapai 200 juta orang dari 1,4 miliar populasi. Jumlah orang Kristen adalah sekitar 27 juta.
(BLQ/BAC)