Jakarta, Pahami.id —
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trumpmenuduh aparat tidak kompeten dalam menangani kebakaran lahan yang mengamuk Los Angeles sejak minggu lalu.
Trump menyebut kebakaran di LA sebagai salah satu bencana terburuk dalam sejarah AS.
“Api masih menyala di LA [Los Angeles]. Politisi yang tidak kompeten tidak tahu bagaimana cara memadamkannya,” kata Trump di situs media sosialnya Truth Social, Minggu (11/1).
“Ini salah satu bencana terburuk dalam sejarah negara kita. Mereka tidak bisa memadamkan apinya. Apa yang salah dengan mereka?”
Dia tidak mengatakan petugas itu “tidak kompeten”.
Trump mengatakan kebakaran tersebut telah menghancurkan ribuan rumah mewah, dan lebih banyak lagi yang menyusul serta kematian di mana-mana.
Selain itu, Trump juga menuduh Gubernur California Gavin Newsom memblokir pasokan air. Namun pejabat daerah membantahnya.
Gavin menuduh Trump mempolitisasi kebakaran tersebut.
“Gubernur fokus melindungi masyarakat, bukan bermain politik, dan memastikan petugas pemadam kebakaran memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan,” demikian pernyataan resmi Kantor Gubernur California, dikutip Waktu New York.
Newsom juga mengatakan dirinya telah mengundang Trump dengan tangan terbuka untuk meninjau langsung lokasi kebakaran atau wilayah yang terkena dampak. Namun, dia belum mendapat tanggapan.
Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat di California menghadapi kritik setelah kebakaran hutan. Kritik yang dilontarkan sebagian besar adalah kesiapan pemerintah provinsi dalam menghadapi kebakaran yang menyebar begitu cepat.
Walikota Los Angeles Karen Bass juga menghadapi pertanyaan tentang peringatan dini kebakaran yang memadai, sumber daya air yang memadai untuk memadamkan api, dan posisinya saat kebakaran awal terjadi.
Los Angeles telah dilanda kebakaran sejak awal pekan ini. Dalam hitungan menit api menyebar dengan cepat.
Sejauh ini wilayah yang mengalami kebakaran adalah Pacific Palisades, Eaton, San Gabriel, Hurst, San Fernando Valley, Kenneth, dan Ventura County di dekatnya.
Kebakaran tersebut menewaskan puluhan orang dan menghancurkan ribuan bangunan. Pihak berwenang mengatakan jumlah korban tewas akan terus meningkat.
(isa/dna)