Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Mengumumkan tarif tinggi untuk kelas menengah dan truk berat yang diimpor Kita akan berlaku pada 1 November 2025.
“Mulai 1 November 2025, semua truk kelas menengah dan berat yang memasuki Amerika Serikat dari negara lain akan dikenakan biaya 25%,” tulis Trump dalam unggahan di situs web izinnya AfpSelasa (7/10).
Pengumuman ini menandai penundaan bulanan dari jadwal asli 1 Oktober.
Tarif baru telah mengikuti penyelidikan awal tahun ini oleh pemerintah AS berdasarkan Pasal 232 ekspansi perdagangan 1962.
Investigasi bertujuan untuk mengevaluasi apakah impor truk berdampak pada keamanan Amerika Serikat.
Trump sebelumnya telah menggunakan basis hukum yang sama untuk mengenakan tarif pada berbagai produk impor, di bawah peningkatan manufaktur dalam negeri dan menghukum negara -negara yang mengambil keuntungan dari perdagangan yang tidak adil dengan AS.
Namun, analis telah memperingatkan bahwa efek tarif ini akan tergantung pada apakah ada pengecualian pada kendaraan yang diproduksi di Meksiko dan Kanada, dua mitra dagang utama di USMCA (Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara).
Menurut data dari Economics Capital, sekitar 78% dari impor truk berat AS berasal dari Meksiko, dan 15% Kanada.
“Pertanyaan penting adalah apakah akan ada pengecualian untuk produk menurut ketentuan USMCA,” tulis ekonom Neil Shearing dan Stephen Brown dalam catatan bulan lalu.
Mereka menambahkan bahwa tarif tertentu berdasarkan jenis produk tidak selalu memberikan pengecualian untuk barang yang masuk melalui perjanjian perdagangan regional.
“Jika tidak ada pengecualian untuk USMCA, maka Meksiko akan menjadi negara yang paling terpengaruh oleh tarif truk besar ini,” tulis mereka.
Tidak seperti beberapa tarif lain yang dikeluarkan oleh Trump melalui otoritas darurat ekonomi dan telah menerima tantangan hukum, tarif berdasarkan alasan keamanan nasional dianggap memiliki dasar hukum yang lebih kuat.
Beberapa tarif lebih luas dan menargetkan ekonomi semua negara sekarang didakwa di pengadilan. Mahkamah Agung AS dijadwalkan mendengar argumen terkait dengan keaslian bulan depan.
(ISN)