Site icon Pahami

Berita Trump Minta Selidiki Hubungan Epstein dengan Sejumlah Tokoh

Berita Trump Minta Selidiki Hubungan Epstein dengan Sejumlah Tokoh


Jakarta, Pahami.id

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Meminta Jaksa Agung Pam Bondi mengusut hubungan terpidana pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein dengan beberapa tokoh terkenal.

Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Partai Demokrat merilis email dari mendiang Epstein yang menyebut nama Trump.


Dalam sebuah postingan di platform sosial sebenarnya, Trump menuduh Partai Demokrat mencoba mengalihkan perhatian dari masalah politik mereka dengan mengungkit hubungannya dengan Epstein.

Dia mengatakan para penentang menggunakan isu Epstein untuk menutupi kegagalan mereka, termasuk kebijakan yang menurutnya menyebabkan penutupan pemerintah.

Trump mengatakan dia akan meminta penyelidikan terhadap berbagai nama yang tercantum dalam komunikasi Epstein.

“Saya akan meminta Jaksa Agung Pam Bondi dan Departemen Kehakiman, serta para patriot kita di FBI, untuk menyelidiki keterlibatan dan koneksi Jeffrey Epstein dengan Bill Clinton, Larry Summers, Reid Hoffman, Jpmorgan, Chase, dan banyak orang serta institusi lainnya. CNN.

Tak lama kemudian, Bondi memastikan akan melaksanakan perintah tersebut. Dia menunjuk Jay Clayton, pengacara federal untuk Distrik Selatan New York, untuk memimpin penyelidikan.

“Terima kasih Pak Presiden,” tulis Bondi dalam postingan di X yang menampilkan tangkapan layar permintaan Trump.

Awal tahun ini, setelah Bondi meminta FBI untuk meninjau dokumen Epstein, Departemen Kehakiman dan FBI menyimpulkan tidak ada tuntutan baru yang dapat diajukan berdasarkan bukti yang tersedia.

Namun langkah terbaru Trump adalah upayanya yang paling signifikan untuk menanggapi dorongan dari Partai Demokrat dan beberapa anggota Partai Republik yang menginginkan semua dokumen dari kasus Epstein dipublikasikan ke publik.

Reaksi masyarakat pun semakin meluas. Podcaster konservatif Megyn Kelly mempertanyakan mengapa pemerintah tidak merilis dokumen tersebut lebih awal, dan mengatakan bahwa penundaan tersebut membuat Trump tampak seperti satu-satunya partai yang menjadi sorotan.

Reid Hoffman, salah satu tokoh yang juga disebutkan Trump, mengkritik langkah tersebut dalam postingan panjang di X. Ia mengatakan permintaan penyelidikan hanyalah upaya untuk menghindari publikasi dokumen. Hoffman kemudian menegaskan bahwa dirinya tidak akan tunduk pada tuduhan Trump yang menurutnya tidak berdasar.

Tanggapan serupa juga dilontarkan juru bicara Bill Clinton. Dia mengatakan email yang dirilis membuktikan bahwa Clinton “tidak melakukan apa pun dan tidak tahu apa-apa,” dan menyebut polemik tersebut hanya “kegaduhan politik” untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu lain.

JPMorgan Chase, yang namanya juga disebutkan Trump, mengatakan hubungan bank tersebut dengan Epstein diakhiri bertahun-tahun sebelum Epstein ditangkap. Bank tersebut menyesali hubungannya dengan Epstein, namun menegaskan bahwa mereka tidak berperan dalam kejahatannya.

Di Kongres, Trump sebelumnya gagal memblokir upaya anggota DPR untuk menolak pemungutan suara atas rilis Berkas Epstein. Gedung Putih juga mengadakan pertemuan situasi keamanan untuk meyakinkan beberapa anggota parlemen agar tidak melanjutkan proses tersebut.

Namun upaya itu tidak berhasil, dan Ketua DPR Mike Johnson kini berencana mengadakan pemungutan suara minggu depan.

Investigasi baru yang diperintahkan oleh Trump berpotensi memberikan alasan resmi bagi Departemen Kehakiman untuk menahan dokumen dari Kongres, karena dokumen terkait dengan masalah yang sedang diselidiki biasanya tidak dapat dipublikasikan untuk menjaga integritas penyelidikan.

Seorang analis hukum mengatakan hal ini bisa menjadi dasar bagi anggota Kongres untuk menolak publikasi dokumen Epstein.

Sementara itu, sejumlah pejabat pemerintah dan sekutu politik Trump mengaku bingung dengan strategi yang diambil Gedung Putih. Ada yang berpendapat bahwa respons Trump dan cara dia menangani masalah ini justru meningkatkan perhatian publik terhadap kasus Epstein.

Salah satu sumber mengatakan Trump meminta para pejabat untuk menunggu informasi keluar terlebih dahulu, lalu bereaksi terhadap isu tersebut sebagai hal yang berlebihan atau tidak terbukti.

Meski tidak dituduh terlibat dan tidak menerima atau mengirim email yang dirilis, Trump tetap mengungkapkan kekesalannya melalui berbagai postingan, termasuk anggota Partai Republik yang mendukung dirilisnya dokumen tersebut. Dia menyebut isu Epstein sebagai “tipuan lain” yang ditujukan kepada Partai Demokrat.

Dalam perjalanan ke Mar-a-Lago, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa hubungannya dengan Epstein telah tegang selama bertahun-tahun. Dia menegaskan kembali penyelidikan harus fokus pada angka-angka yang disebutkan dalam dokumentasi Epstein.

Sementara itu, ribuan email Epstein dipelajari CNN Menunjukkan komunikasi Epstein dengan berbagai tokoh politik dan bisnis, termasuk tokoh Demokrat. Tidak ada bukti dalam email yang menunjukkan keterlibatan mereka dalam kejahatan Epstein.

Misalnya, Clinton melakukan perjalanan ke pesawat Epstein pada awal tahun 2000 untuk tujuan yayasan, tetapi tidak pernah menjadi subjek investigasi kriminal terkait Epstein.

JPMorgan sebelumnya telah membayar total US$365 juta atau setara RP. 6,09 triliun (asumsi kurs Rp 16.712 per dollar AS) dalam dua penyelesaian hukum terkait tuntutan hukum dari penyintas, tanpa mengakui atau menyangkal perbuatan salahnya.

(del/rds)


Exit mobile version