Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tekanan pada presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyerahkan wilayah timur Donbas, sebagai “hadiah” perdamaian dalam perang dengan Rusia.
Hal itu disampaikan Trump saat bertemu dengan Zelensky Jumat pekan lalu di Washington. Seorang pejabat Ukraina mengatakan perundingan itu “tidak mudah”, meskipun upaya diplomatik untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina terasa “berlarut-larut”.
Ukraina menganggap Donbas, kawasan industri yang mencakup wilayah Lugansk dan Donetsk Timur, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayahnya. Ukraina juga berulang kali menolak gagasan menyerahkan wilayahnya.
Penolakan serupa juga diungkapkan para pemimpin negara-negara Eropa. Mereka malah berpendapat bahwa konflik Rusia-Ukraina “dibekukan” dalam situasi saat ini.
Dalam pernyataan terpisah pekan lalu, Trump berargumen bahwa dia tidak pernah merujuk pada penyerahan wilayah Donbas oleh Ukraina.
“Apa yang saya katakan adalah mereka harus berhenti sekarang di garis pertempuran, mereka bisa menegosiasikan sesuatu nanti,” kata Trump seperti dikutip AFP.
Namun ketika ditanya apakah Trump mendesak Zelensky untuk mundur dari wilayah yang masih dikuasai Ukraina, seorang pejabat senior Ukraina mengakui hal tersebut.
Rusia kini menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina, yang sebagian besar wilayahnya telah hancur akibat perang. Puluhan ribu warga sipil dan tentara juga tewas akibat perang yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun tersebut.
(DNA)