Surabaya, Pahami.id —
Manajer sekolah swasta mis SMP dan SMA Petra di Surabaya berkelahi dengan masyarakat Manyar, Mulyorejo, Surabaya. Hal ini terjadi karena pihak sekolah menolak kenaikan biaya keamanan diminta oleh RW setempat.
Warga bahkan memblokir satu-satunya pintu masuk sekolah. Persoalan tersebut disorot Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan viral di media sosial.
Armuji mengatakan, permasalahan bermula ketika pihak sekolah di Jalan Manyar Tirtosaei, Mulyorejo, melaporkan pajak RW setempat terus meningkat.
Pihak sekolah mengaku protes karena harus membayar biaya yang semula Rp25 juta, dinaikkan menjadi Rp32 juta, dan terus meningkat menjadi Rp35 juta per bulan, ke RW setempat.
“Awalnya Rp 25 juta [perbulan], naik Rp 32 juta, pihak sekolah tetap bersedia membayar. “Naik sampai Rp 35 juta, pihak sekolah tidak mau, tidak bagus,” kata Armuji saat dikonfirmasi, Jumat (2/8).
Armuji mengatakan, RW mengatakan pembayaran tersebut digunakan untuk membayar gaji para satpam yang menjaga wilayah setempat. Namun, sekolah mengeluh karena mereka tidak pernah menerima transparansi dan akuntabilitas.
“Sekolah sendiri yang mengaudit, [iuranya] “Untuk menggaji 30 satpam, gaji satpamnya hanya Rp 2,5 juta, jadi hasilnya hanya 30 kali lipat, tapi sisanya masih banyak,” ujarnya.
Armuji sudah mendapat penjelasan dari masing-masing pihak. Warga juga berpendapat kenaikan tarif tersebut karena sekolah dianggap menjadi penyebab kemacetan lalu lintas. Ia menyimpulkan perselisihan tersebut dipicu oleh ketidaksesuaian nilai kontribusi antar pihak.
“Saya bilang, apakah pembayarannya sesuai atau tidak [alasan ada] kemacetan lalu lintas, tetapi jika [nilai iuran] Kalau tidak cocok disebut macet. “Itu juga jalan umum, bukan milik perseorangan karena sudah menjadi fasilitas umum Pemkot,” ujarnya.
Karena masih belum ada titik temu, Armuji mengajak pihak sekolah dan warga untuk menyelesaikan kasus ini melalui mekanisme hukum.
(frd/fra)