Site icon Pahami

Berita Timteng ‘Mendidih’, Kemlu Minta WNI Tak ke Lebanon, Iran, dan Israel


Jakarta, Pahami.id

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) meminta warga negara Indonesia (WNI) untuk tidak bepergian Libanon, IranDan Israel.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, potensi peningkatan konflik di ketiga negara tersebut, khususnya Lebanon, cukup besar.


Oleh karena itu, WNI di Indonesia yang berencana mengunjungi Lebanon, Iran, dan Israel diminta menunda perjalanannya hingga situasi kembali aman.

“Bagi kami WNI yang berencana berkunjung ke Lebanon, Iran, dan Israel, kami imbau keras untuk menundanya. Kami masih mencatat ada sebagian WNI kami yang masih dalam perjalanan menuju wilayah Israel untuk menunaikan ibadah haji. mengimbau mereka untuk tidak ke sana sampai situasi menjadi lebih aman,” kata Judha dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (9/8).

Judha mengatakan, hingga saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang berziarah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Jumlah WNI tersebut tidak tercatat dalam data Kementerian Luar Negeri.

Berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri, terdapat 37 WNI yang berada di Israel. Jumlah ini menurun dari sebelumnya 115 orang.

“Saat ini WNI di Israel ada 37 orang, berkurang (dari 115). Mayoritas adalah pelajar. Mereka kini sudah kembali ke tanah air,” kata Judha.

Situasi darurat di Israel sendiri telah ditetapkan Kementerian Luar Negeri Indonesia sebagai situasi pencegahan. Tekad tersebut diambil sejak invasi Israel pecah pada Oktober 2023.

Lebanon, Iran dan Israel berada dalam situasi tegang sejak pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan tinggi milisi Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.

Haniyeh meninggal di kediamannya di ibu kota Teheran setelah menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya pada 30 Juli.

Hamas dan Iran menuduh Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh. Israel sejauh ini bungkam atas tuduhan tersebut.

Iran juga berjanji akan menghukum keras Israel atas pembunuhan di wilayahnya. Beberapa pihak khawatir akan terjadi perang antara Iran dan Israel dalam waktu dekat.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, juga bersumpah akan membalas dendam kepada Negara Zionis atas kematian Shukr. Dia mengatakan Israel telah melewati “garis merah” dan melancarkan perang di semua lini.

Shukr tewas dalam serangan Israel di ibu kota Beirut, Lebanon, karena dituduh mendalangi serangan di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 orang pada 27 Juli.

(membaca)



Exit mobile version